Ilustrasi hujan dan banjir. Foto: Dok. Metrotvnews.com.
Mohamad Farhan Zhuhri • 2 November 2025 08:59
Jakarta: Hujan lebat mengguyur wilayah Jakarta Selatan pada Kamis malam, 30 Oktober 2025, memicu kerusakan infrastruktur pengendali banjir di sejumlah titik. Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta mencatat sedikitnya lima titik tanggul roboh dan tiga titik tanggul longsor akibat tingginya debit air di aliran sungai dan saluran penghubung.
“Kami telah menurunkan tim ke seluruh titik kerusakan untuk melakukan penanganan darurat. Fokus kami saat ini mencegah limpasan air agar tidak meluas ke permukiman warga,” ujar Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Hendri dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 2 November 2025.
Kerusakan tanggul paling parah terjadi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB (saluran penghubung) Pulo, yang melintasi kawasan padat seperti Kemang, Jatipadang, dan Pasar Minggu. Di kawasan Kemang Village (Lippo Mall Kemang), tanggul roboh sepanjang 13,5 meter.
Sedangkan di Jatipadang, Pasar Minggu, tanggul Baswedan ambrol. Kerusakan terjadi di dua sisi sepanjang total 40 meter.
Rincian lain menunjukkan tanggul di Plaza Bisnis Kemang roboh sepanjang 30 meter, di Jalan Kemang Utara IX, Mampang Prapatan sepanjang 6 meter. Kemudian, di Jalan Taman Kemang Bangka sepanjang 3 meter.
Sementara itu, titik longsor tercatat di Jalan Kemuning (6 meter) dan Jalan Gunuk Raya (14 meter) di Pejaten Timur. Kemudian, di Jalan Adityawarman (25 meter), Kebayoran Baru.
Menurut Hendri, tekanan air yang tinggi akibat curah hujan ekstrem mengikis struktur tanggul yang sebagian besar sudah berusia lama. "Beberapa titik mengalami pengikisan karena hujan deras yang berlangsung lama, sehingga dinding tanggul tidak mampu menahan
tekanan debit air,” ujar Hendri.
Sebagai langkah cepat, Dinas SDA Jakarta Selatan telah membangun tanggul sementara menggunakan karung pasir dan cerucuk kayu dolken untuk menahan air di lokasi terdampak. Khusus untuk Jalan Adityawarman, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan melakukan pembangunan turap permanen guna memperkuat tebing sungai.
“Perbaikan fisik permanen diperkirakan memakan waktu dua hingga tiga bulan, menyesuaikan kondisi cuaca dan ketinggian muka air di lapangan,” ujar Hendri.
Ilustrasi hujan. Foto: Dok. Freepik.com.
Dinas SDA kini tengah menghitung estimasi biaya perbaikan serta melakukan pengecekan tanggul di titik-titik krusial lainnya. Terutama di wilayah bantaran sungai dengan kepadatan bangunan tinggi.
Pemprov DKI menegaskan komitmennya memperkuat infrastruktur pengendali banjir di Jaksel. Karena wilayah ini kerap terdampak saat hujan ekstrem.
"Kami berharap proses perbaikan berjalan maksimal agar risiko banjir dapat diminimalisir dan keamanan warga tetap terjaga. Pemerintah akan terus berkoordinasi lintas instansi untuk mempercepat penanganan di lapangan,” pungkas Hendri.