Dolar AS Dipukul Mundur Euro hingga Yen Jepang

Dolar AS. Foto: Freepik.

Dolar AS Dipukul Mundur Euro hingga Yen Jepang

Husen Miftahudin • 12 November 2025 08:27

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro dan yen pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), di tengah kekhawatiran mengenai memburuknya pasar tenaga kerja AS setelah sebuah laporan menunjukkan pengusaha swasta memangkas pekerjaan bulan lalu.
 
Mengutip Xinhua, Rabu, 12 November 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,15 persen menjadi 99,443.
 
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1590 dari USD1,1561 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3172 dari USD1,3180 pada sesi sebelumnya.
 
Dolar AS dibeli 154,09 yen Jepang, lebih tinggi dari 154,07 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS melemah menjadi 0,8001 franc Swiss dari 0,8048 franc Swiss.
 
Mata uang Negeri Paman Sam itu juga turun menjadi 1,4009 dolar Kanada dari 1,4017 dolar Kanada. Dolar AS melemah menjadi 9,4514 kronor Swedia dari 9,5075 kronor Swedia.
 

Baca juga: Mata Uang Dunia Tertekan di Tengah Tanda-tanda Penutupan Pemerintahan AS Berakhir


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Pengusaha AS kehilangan 11.250 pekerja/minggu

 
ADP Research mengatakan perkiraan awalnya menunjukkan pengusaha swasta kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan seminggu dalam empat minggu yang berakhir pada 25 Oktober.
 
Hal ini terjadi saat pemerintah federal semakin dekat untuk membuka kembali kegiatannya, yang akan memunculkan banyak data ekonomi sehingga mengindikasikan perlambatan ekonomi.
 
Adapun, Senat AS telah menyetujui kompromi dan akan mengakhiri penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS, memecahkan kebuntuan selama berminggu-minggu yang telah mengganggu tunjangan pangan bagi jutaan orang, menyebabkan ratusan ribu pekerja federal tidak dibayar, dan mengganggu lalu lintas udara.
 
RUU tersebut selanjutnya akan dibawa ke DPR yang dikuasai Partai Republik, di mana Ketua DPR Mike Johnson telah mengatakan ia berharap dapat meloloskannya pada Rabu dan mengirimkannya kepada Presiden AS Donald Trump untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
 
Di sisi lain, dolar telah menguat sejak pertengahan September karena para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit seiring prospek pertumbuhan ekonomi AS yang lebih positif.
 
Banyak pejabat Federal Reserve juga berhati-hati dalam melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut karena kekhawatiran terhadap prospek inflasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)