Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Jose Rizal mengimbau pemerintah melanjutkan proyek PLTU Rancong di wilayah Arun, Kabupaten Aceh Utara. Proyek ini diyakini bisa menjadi solusi pemadaman listrik di seluruh Aceh beberapa hari terakhir.
Jose menjelaskan, lokasi pembangunan PLTU sudah ditetapkan sebagai Kawasan Industri Pasai (KIP) Aceh utara LNG Arun, melalui perusahaannya PT Jorindo Agung yang kemudian melahirkan PT Jorindo Aceh Power bekerja sama dengan Perusda Bina Usaha. Saat itu seluruh perizinan lokasi sudah siap.
“Kami juga sudah mengantongi izin hibah lokasi tanah dari pemerintah pusat, ESDM. Pertamina dan Kementerian Keuangan sudah mendapat persetujuan hibah tanah lokasi tersebut kepada Kabupaten Aceh Utara,” kata Jose dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 5 Oktober 2025.
Pada 14 Agustus 2007 dilakukan penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA). Saat itu bersama tiga PLTU lain, PPA ditandatangani oleh Menteri ESDM, Direktur Utama PLN, serta perwakilan pemerintah daerah sebagai proyek nasional Independent Power Producer (IPP), namun tidak terealisasi.
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Hibah tanah tidak tuntas
Gagalnya proyek PLTU Rancong, menurut Jose, diakibatkan oleh berlarut-larutnya pemecahan sertifikat status tanah hibah oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Utara. Kehadiran Kota Lhokseumawe membuat lokasi PLTU yang sebelumnya berada di perbatasan kedua wilayah malah beralih.
Sayangnya, saat itu terbit surat pembatalan hibah dari Walikota Lhokseumawe, walaupun akhirnya diselesaikan dengan musyawarah oleh kedua pemda. Namun hal itu telah menimbulkan rasa takut pada investor. Padahal seharusnya tanah untuk kepentingan industri tidak dipermasalahkan sehingga menghambat.
"Dengan pembatalan itu, otomatis pemecahan sertifikat untuk PLTU Rancong tidak bisa dilakukan menjadi terhambat. Proses itu akhirnya berlarut-larut, meskipun sudah dilakukan konsolidasi berkali-kali. Karena jenuh menunggu, investor akhirnya mundur," kata Jose.
Siap mengelola geothermal
Saat ini, Jose menunjukkan ketertarikan untuk mengelola geothermal sebagai salah satu sumber energi terbarukan di Aceh. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan potensi geothermal terbesar ke-3 di dunia dan Aceh menjadi salah satu wilayah yang seharusnya memanfaatkannya sebagai sumber energi.
"Saya tidak ingin mengulang cerita PLTU Rancong. Saya berharap pemerintah daerah mau benar-benar mengoptimalkan potensi energi di Aceh, sehingga Aceh tidak lagi mengalami peristiwa seperti sekarang. PLTU Rancong juga masih memungkinkan dilanjutkan kok, asal pemerintah mau,” ungkapnya.