Siti Yona Hukmana • 16 September 2025 21:52
Jakarta: Sebanyak dua oknum TNI AD dari satuan elite Kopassus terlibat dalam penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Pemerintah Mohamad Ilham Pradipta, 37. Keduanya, Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH.
"kami sampaikan bahwa Pimpinan TNI Angkatan Darat memberikan atensi terhadap terjadinya perkara ini dan berkomitmen untuk menyelesaikan perkara ini dengan tegas dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku," kata Danpomdam Jaya Kolonel CPM Donny Agus Priyanto menuturkan
Kemudian, Donny membeberkan kronologi kedua anggotanya terlibat dalam perkara ini. Berawal pada Minggu, 17 Agustus 2025, tersangka JP (aktor intelektual penculikan) mendatangi rumah Serka N. Adapun, JP dan Serka N saling kenal karena tinggal di komplek yang sama, yakni di salah satu perumahan di wilayah Kabupaten Jawa Barat.
Selanjutnya, pada pertemuan tersebut, JP menawarkan pekerjaan kepada Serka N untuk menjemput seseorang dan menyerahkan kepada bosnya, yakni Dwi Hartono (DH), Pengusaha Bimbel asal Jambi. Lalu, pada 18 Agustus 2025, Serka N menelepon Kopda F untuk meminta membantu melaksanakan kegiatan penjemputan terhadap seseorang yang diminta oleh DH.
"Pada saat itu, Serka N meminta Kopda F untuk datang dan bertemu di sebuah kafe di wilayah Jakarta Timur dan pada saat itu, Saudara JP sudah berada di kafe. Jadi, mereka sudah ada bertiga berdasarkan hasil pemeriksaan saksi," ungkap Donny.
Kemudian, saat mereka sudah berkumpul, JP menjelaskan kepada Kopda F tentang pekerjaan yang akan dilakukan dan memastikan pekerjaan tersebut ada imbalannya. Selanjutnya, pada 19 Agustus 2025, sekira pukul 9.30 WIB, serka N kembali menghubungi Kopda F dan menanyakan apakah bersedia atau tidak menerima tawaran kemarin.
Kopda F menyatakan bersedia menerima tawaran tersebut dan bertugas untuk mengumpulkan tim yang akan digunakan untuk menjemput korban. Pada saat pertemuan tersebut, Kopda F meminta uang operasional sebanyak Rp5 juta dan disanggupi Serka N dan uang tersebut pemberian dari JP.
Selanjutnya, pada Rabu, 20 Agustus Serka N bertemu JP di salah satu bank swasta wilayah Jakarta Timur. Saat itu, JP menyerahkan uang tunai sebanyak Rp95 juta yang akan digunakan untuk kegiatan penculikan.
Setelah uang diterima Serka N, dibawa dan diberikan kepada Kopda F di sebuah kafe di wilayah Rawamangun. Kemudian, Kopda F mulai beraksi dengan menghubungi tersangka penculikan Erasmus Wawo (EW) untuk bertemu di kafe. Adapun, Kopda F telah kenal EW sejak 2022.
Kemudian, EW datang ke kafe bersama empat orang lainnya inisial REH, JRS, AT, EWB menggunakan mobil avanza warna putih sekira pukul 13.45 WIB. Lalu, JP memberikan informasi kepada Kopda F bahwa korban berada di sebuah pusat perbelanjaaan di Pasar Rebo, Jaktim.
Selanjutnya, Kopda F menggunakan mobil lain bersama EW dan empat anak buahnya menggunakan Avanza warna putih bergerak menuju ke pusat perbelanajaan di Jaktim. EW memarkirkan kendaraan di samping kendaraan korban sekira pukul 16.30 WIB.
"Saat korban datang, EW dan AT langsung menemui korban dan memasukkan korban ke dalam mobil warna putih, pada saat kejadian tersebut Kopda F berada di lokasi parkir, namun tidak ada di satu kendaraan yang sama," ungkap Donny.
Setelah korban berhasil dibawa, dalam perjalanan beberapa kali Kopda F menelepon JP menanyakan tim yang akan menjemput korban. Namun, tim yang sudah dijanjikan itu tidak kunjung datang. Sehingga, pada saat itu Kopda F sempat mengancam JP apabila tidak ada tim yang menjemput maka korban akan diturunkan.
"Kemudian saudara EW mengirimkan share loc kepada saudara Kopda F dan meneruskan share loc tersebut kepada saudara JP, sehingga mereka bertemu di bawah flyover di daerah Kemayoran," kata Donny.
Lalu, di bawah flyover Kemayoran sekira pukul 19.45 WIB, saudara EW dan empat anak buahnya bertemu dengan Kopda F dan JP serta Sertka N dan U (sopir) yang mengendarai mobil Fortuner warna hitam. Selanjutnya, korban dipindahkan dari mobil avanza warna putih ke mobil Fortuner warna hitam.
Mobil Fortuner warna hitam itu ditumpangi Serka N, JP dan U. Di perjalanan, korban yang sudah dalam kondisi terlakban melakukan pemberontakan dan berupaya untuk melakukan perlawanan. Saat itu, Serka N ikut memegangi korban, menahan dada korban agar korban tidak berontak.
Selanjutnya, JP dan Serka N menunggu informasi dari DH terkait tim yang akan menjemput korban. Namun, karena tim tidak datang dan korban terus melakukan perlawanan, dan diduga korban juga sudah lemas, Serka N dengan mengendarai mobil Fortuner warna hitam berhenti di sebuah area persawahan, dan menurunkan korban dengan cara memegang bagian kepala.
Sementara, JP mengangkat di bagian kaki dan korban dibuang sekitar dua meter dari mobil yang mereka kendarai. Setelah korban diletakkan di tempat tersebut, selanjutnya Serka N, JP, dan U pergi meninggalkan korban dari persawahan tersebut di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu.
Donny mengatakan Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya telah memeriksa 17 saksi dalam penyelidikan kasus ini. Adapun, diketahui kedua oknum TNI yang terlibat menjalankan aksi kejahatan ini saat berstatus tidak hadir tanpa izin (THTI) dari dinas.
Kini, keduanya telah ditetapkan tersangka dan ditahan. Pomdam Jaya juga menyita uang Rp40 juta dari Kopda F yang diduga hasil dari kejahatan. Pomdam Jaya masih mendalami kasus ini, terutama mencari dugaan keterlibatan oknum TNI lainnya.
Mohamad Ilham Pradipta diculik di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur pada Rabu, 20 Agustus 2025. Aksi penculikan pria 37 tahun itu terekam CCTV.
Korban ditemukan tewas oleh seorang warga di persawahan saat menggembalakan hewan ternak di Desa Naga Sari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis pagi, 21 Agustus 2025 pukul 05.30 WIB. Korban dalam kondisi mata terlilit lakban dan tangan serta kaki terikat.
Hasil autopsi, pelaku diduga membunuh korban dengan benda tumpul pada bagian dada dan leher. Korban juga diduga tewas karena kehabisan oksigen. Sebab, diduga ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan korban kesulitan bernapas.