AS Beri Waktu Ukraina Sampai Kamis untuk Jawab Proposal Damai Trump

Zelensky, Trump, dan Vance. (EPA-EFE/Jim lo Scalzo/pool)

AS Beri Waktu Ukraina Sampai Kamis untuk Jawab Proposal Damai Trump

Riza Aslam Khaeron • 22 November 2025 11:17

Washington DC: Pemerintahan Amerika Serikat memberikan batas waktu kepada Ukraina hingga Kamis mendatang untuk merespons usulan perdamaian terbaru yang dirancang oleh utusan khusus Presiden Donald Trump, Steve Witkoff.

Informasi ini dikonfirmasi oleh lima narasumber yang terlibat dalam pembicaraan dan dikutip The Washington Post, Jumat, 21 November 2025 waktu setempat.

Usulan perdamaian tersebut terdiri dari 28 poin dan disampaikan oleh Menteri Angkatan Darat AS Daniel Driscoll kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Kyiv pada Kamis.

Di antara poin kontroversial dalam draf itu, terdapat syarat agar Ukraina mengurangi ukuran militernya dan menyerahkan wilayah yang bahkan belum berhasil direbut oleh Rusia secara militer.

Zelensky dalam pidato publik pada Jumat menyatakan bahwa negaranya sedang menghadapi "salah satu masa tersulit dalam sejarah kami" akibat tekanan dari sekutu utama mereka.

"Ukraina mungkin menghadapi pilihan yang sangat berat — kehilangan martabat atau kehilangan mitra utama," ujarnya, dikutip dari The Washington Post.

Melansir pernyataan Trump dari Gedung Putih, Jumat, ia menyatakan bahwa pada akhirnya Zelensky harus menyetujui perjanjian tersebut.

"Dia harus suka. Kalau tidak suka, ya silakan terus berperang," kata Trump. Dalam wawancara dengan Fox News Radio di hari yang sama, Trump menambahkan bahwa Kamis pekan depan adalah waktu yang "tepat" untuk mencapai kesepakatan.

"Saya sudah pernah menetapkan banyak tenggat waktu, tetapi jika semuanya berjalan baik, biasanya tenggat itu diperpanjang. Tapi Kamis adalah waktu yang kami anggap tepat," ujar Trump. Ia menambahkan bahwa Ukraina terus kehilangan wilayah dan "akan kalah dalam waktu singkat."

Menurut dokumen yang bocor ke media, kesepakatan perdamaian ini akan memaksa Ukraina mundur dari Donetsk, mengakui kendali Rusia atas Crimea, Luhansk, Kherson, Zaporizhzhia, dan melarang pasukan NATO hadir di tanah Ukraina.

Ukraina juga harus mencantumkan dalam konstitusinya bahwa tidak akan bergabung dengan NATO, sambil mengurangi jumlah pasukan menjadi 600.000 orang.

Sebagai gantinya, Ukraina akan menerima jaminan keamanan, meskipun tidak dijelaskan secara rinci bentuknya. Dokumen ini akan ditandatangani oleh Zelensky dan Trump sebelum diserahkan kepada Rusia.

Presiden Vladimir Putin menyambut baik proposal tersebut sebagai dasar menuju penyelesaian akhir, tetapi menekankan bahwa rincian teknis perlu dibahas lebih lanjut.
 

Baca Juga:
Apa Isi Proposal 28 Poin Gencatan Senjata Ukraina-Rusia Donald Trump?

Namun, tekanan dari AS memunculkan reaksi beragam di Eropa. Pemimpin Jerman, Prancis, dan Inggris melakukan panggilan bersama dengan Zelensky pada Jumat untuk menyatakan bahwa kepentingan vital Ukraina dan Eropa harus dijaga.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyebut telah berbicara langsung dengan Trump dan sepakat untuk melanjutkan koordinasi di tingkat penasihat.

Di sisi lain, Hongaria sebagai mitra terdekat Rusia di Uni Eropa menyatakan dukungan penuh terhadap proposal Trump dan bersedia menjadi tuan rumah KTT perdamaian.

Menteri Urusan Eropa Hongaria, János Bóka, mengonfirmasi hal tersebut dalam wawancara dengan The Washington Post.

Zelensky menegaskan bahwa ia akan tetap membela kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.

Ia juga telah mengusulkan sejumlah perubahan terhadap draf AS, dan menurut salah satu sumber, tim Driscoll menyatakan sebagian perubahan dapat dipertimbangkan. Julie Davis dari Kedutaan Besar AS menyebut batas waktu penandatanganan ini "agresif."

Sementara itu, rencana ini juga mencakup penghapusan bertahap sanksi terhadap Rusia, reintegrasi Rusia ke dalam ekonomi global dan G8, serta distribusi 100 miliar dolar AS aset Rusia yang dibekukan, di mana 50 persen keuntungan investasinya akan menjadi milik AS.

Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik yang pro-Kyiv menyatakan penolakan terhadap pemaksaan kesepakatan.

"Saya akan menolak, dan saya tahu banyak di Kongres juga akan menolak, setiap bentuk paksaan penerimaan kesepakatan," ujar Michael R. Turner, mantan Ketua Komite Intelijen DPR AS.

Washington tampaknya memisahkan peran Witkoff dan Driscoll sebagai strategi "good cop dan bad cop," dengan satu menekan dan satu lagi bernegosiasi.

Sumber diplomatik Eropa menyebut Ukraina berada di bawah "tekanan luar biasa" untuk menyetujui rencana yang banyak dianggap sebagai permulaan dari proses damai panjang, bukan akhir dari konflik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)