Israel dan AS Tarik Diri dari Negosiasi Gaza, Hamas Dituduh Tak Mau Damai

Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu. (Anadolu Agency)

Israel dan AS Tarik Diri dari Negosiasi Gaza, Hamas Dituduh Tak Mau Damai

Willy Haryono • 26 July 2025 08:59

Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat kemarin sama-sama memberi sinyal bahwa mereka meninggalkan proses negosiasi gencatan senjata dengan Hamas, dengan alasan bahwa kelompok pejuang Palestina itu tidak menginginkan kesepakatan.

Netanyahu mengatakan bahwa Israel kini tengah mempertimbangkan “opsi alternatif” untuk mencapai dua tujuan utama: memulangkan para sandera dari Gaza dan mengakhiri kekuasaan Hamas di wilayah kantong terkepung tersebut.

Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, dengan krisis kelaparan yang meluas dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal di tengah kehancuran besar-besaran.

Trump, dalam pernyataannya kepada wartawan, menyebut bahwa para pemimpin Hamas kini akan "diburu.”

“Hamas sebenarnya tidak ingin membuat kesepakatan. Saya rasa mereka ingin mati. Ini sangat buruk. Dan pada akhirnya, semua ini harus diakhiri,” sambung dia, dikutip dari AsiaOne, Sabtu, 26 Juli 2025.  

Pernyataan keduanya secara implisit menutup peluang, setidaknya dalam jangka pendek, untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata. Padahal, kekhawatiran internasional terus meningkat terhadap situasi kemanusiaan yang kian parah di Gaza.

Baca juga:  Gaza Makin Tercekik Jumlah Korban Kelaparan Capai 115, Serangan Israel Berlanjut

Merespons memburuknya kondisi di lapangan, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Paris akan menjadi kekuatan Barat besar pertama yang mengakui negara Palestina secara resmi.

Inggris dan Jerman menyatakan belum siap mengambil langkah serupa, namun keduanya bergabung dengan Prancis dalam menyerukan gencatan senjata segera. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan bahwa pengakuan negara Palestina hanya akan dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan damai yang dinegosiasikan.

Trump menanggapi dingin langkah Macron. “Apa yang dia katakan tidak penting,” ujarnya. “Dia orang baik. Saya menyukainya, tapi pernyataan itu tidak punya bobot.”

Kompleksitas Situasi

Israel dan AS menarik delegasi mereka dari pembicaraan gencatan senjata di Qatar pada Kamis, hanya beberapa jam setelah Hamas mengajukan respons terhadap proposal gencatan.

Sejumlah sumber pada awalnya menyebut bahwa penarikan delegasi Israel hanya untuk konsultasi internal dan belum tentu menandakan krisis negosiasi. Namun pernyataan terbaru Netanyahu menunjukkan bahwa posisi Israel telah mengeras.

Utusan AS Steve Witkoff menyalahkan Hamas atas kebuntuan pembicaraan, dan Netanyahu menyatakan bahwa Witkoff "benar dalam penilaiannya.”

Sementara itu, pejabat senior Hamas, Basem Naim, menilai bahwa pembicaraan selama ini berlangsung konstruktif. Dalam unggahan di Facebook, ia mengkritik pernyataan Witkoff yang dinilai lebih bertujuan untuk menekan atas nama Israel.

“Apa yang kami ajukan, dengan penuh kesadaran dan pemahaman atas kompleksitas situasi, diyakini dapat membuka jalan menuju kesepakatan, seandainya pihak lawan memiliki kemauan untuk mencapainya,” tulis Witkoff.

Para mediator dari Qatar dan Mesir menyebut telah ada kemajuan dalam putaran terakhir negosiasi. Mereka mengatakan bahwa jeda dalam pembicaraan merupakan hal yang lazim dan menegaskan komitmen untuk terus mendorong tercapainya gencatan senjata, bekerja sama dengan AS.

Proposal gencatan senjata yang diajukan mencakup penghentian pertempuran selama 60 hari, peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta pertukaran antara sebagian dari sekitar 50 sandera yang masih ditahan Hamas dengan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)