Israel Blokir Delegasi Saudi Mengunjungi Tepi Barat, Palestina

Warga Palestina memeriksa kerusakan yang terjadi di kamp pengungsian Nur Shams di Tepi Barat, 21 April 2024. (EFE/EPA/STR)

Israel Blokir Delegasi Saudi Mengunjungi Tepi Barat, Palestina

Riza Aslam Khaeron • 31 May 2025 15:47

Tepi Barat: Ketegangan diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab kembali meningkat setelah keputusan Israel untuk memblokir kunjungan delegasi menteri luar negeri yang dipimpin Arab Saudi ke wilayah Ramallah, Tepi Barat, Palestina.

Melansir CNN, seorang pejabat Israel pada Jumat 30 Mei 2025 mengatakan bahwa Israel "tidak akan bekerja sama" dengan rencana Otoritas Palestina (PA) yang ingin menjamu delegasi tingkat tinggi tersebut.

"Israel tidak akan bekerja sama dengan langkah-langkah yang bertujuan merugikan dirinya dan keamanannya," ujar pejabat itu kepada CNN. Ia juga menambahkan bahwa PA "harus berhenti melanggar kesepakatan-kesepakatannya dengan Israel di semua level."

Delegasi tersebut dijadwalkan tiba di Ramallah pada Minggu dengan helikopter dari Yordania. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan direncanakan memimpin pertemuan dengan Presiden PA Mahmoud Abbas.

Selain Arab Saudi, menteri luar negeri dari Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, Qatar, dan Turki juga dijadwalkan hadir, menurut laporan Axios dan CNN.

Pejabat Palestina Hussein Al-Sheikh mengatakan kepada CNN bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari dukungan Arab terhadap perjuangan Palestina di tengah perang yang berkecamuk di Gaza.

Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Arab Saudi Mazen Ghoneim menegaskan kepada stasiun televisi Al Ekhbariya bahwa kunjungan ini adalah "pesan yang jelas. Perjuangan Palestina adalah isu sentral bagi bangsa Arab dan Muslim."

Shaul Arieli, kepala lembaga kajian T-Politography, menyebut kepada CNN bahwa kunjungan ini akan menjadi kunjungan tingkat tinggi pertama sejak Israel menguasai wilayah itu pada 1967.

"Ini adalah perubahan dramatis," katanya. Menurutnya, Arab Saudi secara terbuka mendukung solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967, ibu kota Palestina di Yerusalem Timur, dan siap mendanai anggaran Otoritas Palestina.

Langkah Israel memblokir delegasi ini mencerminkan sikap keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terhadap segala upaya internasional yang mendorong pengakuan negara Palestina. Pemerintahannya disebut oleh Axios sebagai semakin terisolasi secara internasional sejak perang Gaza berlangsung selama 19 bulan.
 

Baca Juga:
Meski Dilarang, Israel Akan Bangun 22 Pemukiman Baru Yahudi di Tepi Barat

Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman dikabarkan mendukung langsung perjalanan tersebut sebagai bagian dari inisiatif diplomatik Saudi. Riyadh disebut juga tengah melobi negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, agar mengakui kemerdekaan Palestina. Arab Saudi optimistis bahwa Prancis akan menjadi negara yang melakukannya pada Juni ini.

Upaya ini juga terkait erat dengan konferensi tingkat tinggi yang akan digelar bersama Prancis di markas PBB, New York, pada pertengahan Juni. Tujuan konferensi tersebut adalah mendukung solusi dua negara.

Namun, pejabat Israel menyebut pertemuan itu sebagai "pertemuan menantang" dan menyebut negara Palestina hanya akan menjadi "negara teroris di jantung Tanah Israel." Israel menilai kunjungan tersebut sebagai upaya simbolik yang berbahaya.

Pemerintah Israel, yang dipimpin koalisi sayap kanan, semakin intens memperdalam pendudukannya di Tepi Barat dalam dua tahun terakhir. Ribuan unit permukiman baru telah disetujui dan 22 permukiman tambahan telah dibentuk. Kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina pun terus terjadi tanpa pencegahan berarti.

Menurut Axios, awal pekan ini Uni Emirat Arab memanggil duta besar Israel untuk menyampaikan protes keras atas situasi Gaza. Seorang pejabat UEA menyatakan pertemuan itu "sangat tegang" dan menyampaikan pesan marah kepada Netanyahu.

"Kalian tahu kalian punya masalah besar ketika UEA memanggil kalian ke kantor kepala sekolah. Bukan karena kalian terlambat masuk kelas," ujarnya dengan nada sindiran.

Hubungan antara Israel dan dunia Arab, yang sempat mencair melalui Abraham Accords pada masa Presiden Trump, kini kembali memburuk. Proses normalisasi yang sebelumnya dibangun antara Israel dan Arab Saudi telah tertahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Saudi menegaskan bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa jalur yang jelas menuju pembentukan negara Palestina dan ketenangan di Gaza.

Dengan diblokirnya kunjungan ini, tekanan terhadap Israel dari dunia Arab dan komunitas internasional diperkirakan akan meningkat, terlebih di tengah keprihatinan global atas situasi kemanusiaan di Gaza yang kian memburuk.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)