Dolar AS. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 2 June 2025 12:09
Tokyo: Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Senin, mengembalikan sebagian keuntungannya dari minggu lalu. Ini terjadi karena pasar mempertimbangkan prospek kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan potensinya untuk membatasi pertumbuhan serta memicu inflasi.
Dolar AS mengawali minggu ini dengan posisi yang tidak menguntungkan setelah Trump mengatakan ia berencana untuk menggandakan bea masuk impor baja dan aluminium menjadi 50 persen mulai Rabu (4/6).
Mata uang AS tersebut telah terombang-ambing selama berminggu-minggu oleh perang dagang Trump yang kadang kala berakhir jatuh ketika meningkatnya ketegangan memicu kekhawatiran akan potensi resesi AS.
Mengutip Investing.com, Senin, 2 Juni 2025, dolar mengalami penurunan mingguan sebesar tiga persen terhadap mata uang utama lainnya pada hari-hari setelah tarif 'Hari Pembebasan' 2 April dan 1,9 persen pada dua minggu lalu, ketika Trump mengancam akan mengenakan pungutan sebesar 50 persen terhadap Eropa.
Minggu lalu, dolar AS mendapat sedikit dukungan, naik 0,3 persen setelah pembicaraan dengan Uni Eropa kembali ke jalurnya dan pengadilan perdagangan AS memblokir sebagian besar tarif Trump dengan alasan ia melampaui kewenangannya.
Meskipun pengadilan banding memberlakukan kembali tugas tersebut sehari kemudian saat mempertimbangkan kasus tersebut, dan pemerintahan Trump mengatakan pihaknya memiliki cara lain untuk menerapkan pungutan jika kalah di pengadilan, banyak analis mengatakan hal ini menunjukkan masih ada pemeriksaan terhadap kekuasaan Presiden.
Baca juga: Rupiah Menguat Tipis di Awal Pekan |