Penetapan Tarif Timbal Balik Trump Bikin Wall Street Melejit

Ilustrasi perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Michael Nagle.

Penetapan Tarif Timbal Balik Trump Bikin Wall Street Melejit

Husen Miftahudin • 3 April 2025 09:29

New York: Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), di tengah penetapan tarif timbal balik yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Xinhua, indeks Dow Jones Industrial Average naik 235,36 poin, atau 0,56 persen, menjadi 42.225,32. S&P 500 naik 37,90 poin, atau 0,67 persen, menjadi 5.670,97. Indeks Komposit Nasdaq naik 151,15 poin, atau 0,87 persen, menjadi 17.601,05.

Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor barang konsumsi dan industri memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 2,02 persen dan 0,93 persen. Sementara itu, barang kebutuhan pokok konsumen dan layanan komunikasi turun masing-masing sebesar 0,18 persen dan 0,14 persen.

Gedung Putih mengonfirmasi tarif timbal balik baru berlaku untuk semua negara. Namun, rinciannya masih minim, yang memicu ketidakpastian tentang industri mana yang akan paling terpukul dan bagaimana perekonomian akan meresponsnya.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent meyakinkan anggota parlemen tarif yang diumumkan akan berfungsi sebagai 'batasan', artinya negara-negara yang terkena dampak mungkin memiliki kesempatan untuk menegosiasikan pengurangan.
 

Baca juga: AS Resmi Kenakan Tarif Impor Barang 10%, Khusus Impor dari Indonesia Kena 32%!


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Elon Musk disebut bakal mundur


Sementara itu, saham Tesla melonjak 5,33 persen setelah muncul laporan Trump memberi isyarat kepada kabinetnya, Elon Musk akan mundur dari peran penasihatnya dalam beberapa bulan mendatang.

"Pasar bergerak naik sejak berita utama muncul Elon Musk akan segera meninggalkan Departemen Efisiensi Pemerintah, dan itu tercermin tidak hanya di S&P 500 dan Nasdaq tetapi juga saham Tesla yang bergerak naik," kata Art Hogan, kepala strategi pasar yang berbasis di Boston untuk B. Riley Wealth.

Hogan juga menunjukkan pelaku pasar telah menghabiskan enam minggu terakhir untuk memperkirakan skenario terburuk untuk tarif. "Apa pun yang kurang dari skenario terburuk yang diumumkan akan diterima sebagai hal positif di pasar yang sangat oversold," tutur dia.

Pasar obligasi mencerminkan meningkatnya kekhawatiran ekonomi. Imbal hasil pada obligasi Treasury 10 tahun turun tipis menjadi 4,15 persen, setelah ditutup pada 4,16 persen pada Selasa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)