3 Tradisi Unik Merayakan Jumat Agung di Indonesia

Tradisi Semana Santa, sumber: kemenag.go.id

3 Tradisi Unik Merayakan Jumat Agung di Indonesia

Riza Aslam Khaeron • 18 April 2025 18:49

Jakarta: Dalam menyambut Jumat Agung, umat Kristen di Indonesia tak hanya menghayati maknanya lewat liturgi gerejawi, tetapi juga melalui tradisi-tradisi lokal yang telah mengakar selama ratusan tahun. Dari Flores Timur hingga Kediri, Jumat Agung menjadi momentum spiritual sekaligus warisan budaya yang dijaga dengan khidmat.

Tradisi-tradisi ini menunjukkan bagaimana iman dan kebudayaan berjalan beriringan di tengah keberagaman Nusantara.
 

Semana Santa di Larantuka: Warisan Katolik Portugis yang Hidup


Foto: Ribuan umat Katolik dan peziarah mengikuti arakan Tuan Ma (Bunda Maria) dalam gelaran Semana Santa 2024 di Larantuka, Flores Timur, NTT. (Kemenag.go.id)

Melansir laman Pariwisata (Kemenpar) RI pada 18 April 2025, di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat Agung ditandai dengan prosesi Semana Santa—istilah dalam bahasa Portugis yang berarti Pekan Suci.

Prosesi ini dimulai dengan ziarah ke Kapel Tuan Ma, penghormatan kepada Bunda Maria. Selama Jumat Agung, umat mengikuti prosesi arak-arakan patung Yesus dan Bunda Maria keliling kota dalam suasana hening dan penerangan lilin.

Tradisi ini mencerminkan warisan Katolik dari pengaruh Portugis sejak abad ke-16 dan tetap dilestarikan sebagai bentuk devosi kolektif yang kuat. Mengutip Kemenag pada Jumat, 18 April 2025, Semana Santa menjadi magnet wisata religi sekaligus sarana penghayatan penderitaan Kristus.
 

Kure di Noemuti: Dari Rumah ke Rumah untuk Berdoa

\
Foto: Kure, Ritual menyambut Paskah di Noemuti. (LekoNTT)

Masih di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kota Noemuti, Timor Tengah Utara, umat Katolik memperingati Jumat Agung dengan tradisi Kure. Nama "Kure" berasal dari bahasa Latin currere yang berarti berlari atau berjalan. Dalam tradisi ini, umat melakukan ziarah dari rumah ke rumah sambil membawa salib dan patung Yesus.

Mereka berdoa di setiap rumah yang dikunjungi, mempersembahkan hasil bumi seperti buah, sayuran, dan lontar, lalu memberikannya kepada kelompok doa. Tradisi ini menjadi bentuk nyata dari komunitas iman yang hidup dan saling menopang.
 
Baca Juga:
Pengertian Pekan Suci dan Maknanya untuk Umat Kristen
 

Jalan Salib Gunung Gandul: Membawa Salib di Tengah Alam Jawa


Foto: Jalan Salib Gunung Gandul. (Paroki St. Yohannes Rasul Wonogiri)

Di Wonogiri, Jawa Tengah, peringatan Jumat Agung dilakukan dengan cara unik: memanggul salib sejauh 3 kilometer menuju puncak Gunung Gandul. Jalur yang menanjak menjadi simbol beratnya salib yang dipikul Yesus menuju Golgota.

Umat berjalan dalam diam dan doa, menjadikan gunung bukan sekadar tempat fisik, tetapi ruang reflektif tempat pengorbanan Kristus dikenang dan dihidupi kembali secara pribadi.

Tradisi-tradisi Jumat Agung di berbagai daerah Indonesia membuktikan bahwa iman Kristen tumbuh dalam dialektika dengan budaya lokal. Dari ziarah di pegunungan, prosesi lilin di pesisir timur, hingga doa malam di makam leluhur, semuanya menunjukkan bahwa kasih dan pengorbanan Kristus bukan hanya diperingati, tetapi dihidupi dalam cara yang khas, kontekstual, dan bermakna. Di tengah keragaman itu, pesan Jumat Agung tetap satu: dari salib, lahir harapan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)