Ini Penyebab Harga Emas Dunia Melejit

Ilustrasi emas. Foto: Freepik.

Ini Penyebab Harga Emas Dunia Melejit

Husen Miftahudin • 31 January 2025 10:24

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) kembali mencetak rekor tertinggi di tengah meningkatnya permintaan aset safe haven akibat ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global ditengah rencana tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
 
Pada Kamis (30/1), harga emas spot melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di USD2.798,40 per troy ons, mengawali 2025 dengan kinerja yang solid setelah mencatatkan pertumbuhan tahunan terkuat sejak 2010.
 
"Dengan ambang batas psikologis USD3.000 yang semakin mendekat, investor terus mengamati pergerakan emas sebagai instrumen perlindungan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan politik global," kata analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis hariannya, Jumat, 31 Januari 2025.
 
Menurutnya, tren bullish masih mendominasi pergerakan harga XAU/USD berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini. Proyeksi pergerakan emas hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga mencapai level USD2.825. Namun, apabila terjadi reversal, harga berpotensi mengalami koreksi dengan target penurunan terdekat di kisaran USD2.773.
 
Sentimen bullish pada emas semakin diperkuat oleh ketegangan yang meningkat antara Ketua The Fed Jerome Powell dan Presiden AS Donald Trump setelah pertemuan The Fed pada Rabu. Harga emas terus mendekati level USD2.800 pada Jumat (31/1), didorong oleh ketidakpastian seputar kebijakan tarif impor yang direncanakan oleh pemerintahan Trump.
 
"Rencana tarif ini dipandang sebagai faktor yang dapat mendorong inflasi dan memicu ketegangan perdagangan global, yang pada akhirnya meningkatkan permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi," jelas Andy.
 

Baca juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi di Tengah Ancaman Tarif Impor Trump


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Selisih harga semakin melebar

 
Di pasar berjangka, harga emas AS telah diperdagangkan dengan premi terhadap harga spot selama beberapa bulan terakhir, dengan selisih harga yang semakin melebar pada Kamis. Indikasi kekhawatiran yang meningkat ini tercermin dalam peningkatan signifikan stok emas di gudang-gudang COMEX, yang telah melonjak sebesar 73,5 persen menjadi 30,4 juta ons sejak akhir November, level tertinggi sejak Juli 2022.
 
Sementara itu, pasar emas London juga menunjukkan likuiditas yang kuat, dengan volume perdagangan harian rata-rata mencapai 47,1 juta ons sejak awal Januari.
 
Dukungan terhadap harga emas juga berasal dari kebijakan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah dalam pertemuan Januari, setelah menurunkan suku bunga sebesar satu basis poin penuh sepanjang 2024. Kebijakan moneter yang lebih longgar cenderung mendukung harga emas, mengingat emas batangan tidak memberikan imbal hasil dan lebih menarik dalam lingkungan suku bunga rendah.
 
Selain itu, permintaan emas yang tinggi dari bank sentral, terutama oleh Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), juga menjadi faktor pendorong utama kenaikan harga. PBOC terus menambah cadangan emasnya selama setahun terakhir, meskipun harga emas telah meningkat tajam.
 
Analis melihat langkah ini sebagai strategi jangka panjang Tiongkok dalam mendiversifikasi cadangan devisanya, yang pada gilirannya dapat memberikan dukungan tambahan bagi harga emas dalam beberapa bulan mendatang.
 
"Dengan berbagai faktor fundamental yang mendukung, emas masih memiliki prospek bullish dalam waktu dekat. Namun, investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi apabila terjadi perubahan sentimen pasar atau pergeseran kebijakan ekonomi global yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas," terang Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)