NasDem Dorong BRIN Perkuat Riset Sukseskan Visi Presiden Prabowo

Presiden Prabowo Subianto. Foto: Setrpres.

NasDem Dorong BRIN Perkuat Riset Sukseskan Visi Presiden Prabowo

Anggi Tondi Martaon • 15 May 2025 16:48

Jakarta: Anggota Komisi XII DPR RI Syarif Fasha, meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) fokus mengkaji dan meneliti demi menopang Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan Syafar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR dengan Sekjen DEN, Kepala BRIN, Kepala Bapeten, dan Direktur Utama PT INUKI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.

“Jadi Presiden sudah menyatakan Asta Cita, bagaimana Menteri Energi, bagaimana Menteri Pertanian, ketahanan pangan. Ini BRIN harus maju, harus berada di depan,” ujar Syarif melalui keterangan tertulis, Kamis, 15 Mei 2025.

Legislator Partai NasDem itu mengungkapkan, BRIN semestinya memperkuat penelitian dan pengkajian. Sehingga, visi Presiden Prabowo dapat tercapai dari sektor ketahanan pangan hingga energi.

“Untuk mewujudkan ketahanan pangan, mandiri pangan, kita harus menciptakan spesies yang bisa ditanam di manapun. Untuk energi, kita perlu energi nuklir. Kalau energi terbarukan terbatas, surya, angin, itu terbatas dengan kondisi alam,” ungkap dia.
 

Baca juga: 

Jurus Swasembada Pangan dan Energi ala Wamentan Sudaryono


Untuk itu, perlu penyesuaian kewenangan yang dimiliki BRIN agar tak terkendala dalam melakukan tugasnya. Pasalnya, dalam ketentuan UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, BRIN tak hanya ditugaskan melakukan penelitian, tapi juga pengembangan dan penerapan.

“Kita perlu mengajukan revisi karena ada dua yang menjadi penyebab masalah menjadikan BRIN ini organisasi yang eksklusif. Ada di situ klausul bahwa BRIN melakukan pengembangan dan penerapan,” paparnya. 

Legislator asal Dapil Jambi itu menerangkan, lembaga riset di negara lain hanya melakukan riset dan pengkajian semata. Sedangkan untuk menindaklanjuti hasil riset dalam proses pengembangan dan penerapan dilakukan oleh lembaga atau badan lain.

“Kalau kita melihat di negara luar, badan riset itu hanya mengkaji, meneliti, riset.  Tidak melakukan pengembangan dan penerapan. Pengembangan dan penerapan dilakukan badan yang lain, misalnya Bapeten, dulu ada Lapan, termasuk INUKI,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)