Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 23 October 2025 19:35
Jakarta: Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada level 4,75 persen. Kebijakan tersebut diputuskan BI melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Oktober 2025 yang diselenggarakan pada Selasa hingga Rabu, 21-22 Oktober 2025.
BI Rate berada dalam posisi yang sama guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, hal ini dilakukan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
BI Rate merupakan instrumen yang digunakan BI untuk menjaga suku bunga untuk beragam tujuan, salah satunya adalah menentukan arah kebijakan moneter secara keseluruhan.
BI Rate merupakan patokan yang berdampak pada bunga tabungan, deposito, pinjaman, dan investasi. BI Rate ditentukan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, mulai dari kondisi pasar global, tingkat inflasi, dan kondisi perekonomian Indonesia sehingga BI Rate bersifat fluktuatif.
Melansir dari laman Pegadaian, berikut merupakan fungsi dari suku bunga acuan BI:
BI Rate berperan penting dalam mengatur peredaran jumlah uang di masyarakat. Apabila kondisi ekonomi sedang melambat maka BI akan menurunkan BI Rate. Hal ini bertujuan agar dunia usaha mudah dalam mengakses pembiayaan dan memperluas kegiatan bisnis. Kebijakan ini mendorong laju pertumbuhan yang berkelanjutan.
Laju inflasi yang tidak stabil mampu mengancam stabilitas ekonomi negara sehingga BI Rate berfungsi untuk mengendalikannya. Ketika suku bunga acuan naik, masyarakat akan terdorong untuk menyimpan uang di bank karena imbalan hasil yang meningkat. Akibatnya peredaran uang menjadi menurun dan inflasi bisa ditekan.
BI Rate berfungsi mencegah kecurangan dan penyalahgunaan dalam sektor bank sehingga sistem keuangan terlindungi. Dengan adanya BI Rate, bank tidak akan sembarangan dalam menetapkan bunga pinjaman sehingga sistem keuangan menjadi lebih transparan.
BI Rate dapat mengendalikan laju konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa yang kerap memicu inflasi. Dengan adanya kenaikan BI Rate masyarakat akan cenderung memilih menabung daripada berbelanja dan berutang. Sehingga daya beli masyarakat akan stabil dan tekanan harga akan menurun.
(2).jpeg)
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Karena bersifat fluktuatif, BI Rate dapat mengalami kenaikan dan penurunan yang tak menentu. Mengutip dari umsu.ac.id, berikut merupakan dampak BI Rate bagi masyarakat dan perekonomian nasional:
1. Sektor perbankan lebih longgar
Penurunan BI Rate berpengaruh para suku bunga kredit dan simpanan yang ikut menurun. Akibatnya masyarakat akan cenderung memilih membelanjakan uangnya dibandingkan untuk menabung. Hal ini membuat bank lebih mudah untuk menyalurkan kredit kepada nasabah karena biaya pinjaman yang ringan.
2. Investasi dunia usaha meningkat
Ketika BI Rate turun maka pelaku usaha akan memilih untuk memperluas investasi dan mengembangkan produknya karena biaya modal perusahaan yang ikut menurun.
3. Pasar modal menguat
Penurunan BI Rate merupakan sinyal positif bagi para investor. Para investor akan beralih ke pasar modal untuk mencari imbal dengan hasil yang lebih tinggi.
1. Masyarakat tertarik menabung
Kenaikan BI Rate menyebabkan bunga simpanan meningkat sehingga masyarakat lebih memilih untuk menabung daripada berbelanja. Hal ini membantu menekan laju inflasi karena peredaran uang di masyarakat yang berkurang.
2. Aktivitas kredit dan investasi melambat
Kenaikan BI Rate menyebabkan bunga pinjaman meningkat sehingga biaya kredit menjadi tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan akan lebih berhati-hati dalam investasi sehingga pertumbuhan bisnis akan melambat.
3. Nilai rupiah menguat
Kenaikan BI Rate dapat menarik investasi asing masuk ke Indonesia karena imbal hasil yang ditawarkan lebih besar. Arus modal ini membantu memperkuat nilai tukar rupiah. (Alfiah Ziha Rahmatul Laili)