Pembicaraan Damai Gaza Mandek, Pasukan Israel Enggan Ditarik Penuh

Kehancuran akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Pembicaraan Damai Gaza Mandek, Pasukan Israel Enggan Ditarik Penuh

Willy Haryono • 13 July 2025 09:08

Doha: Upaya gencatan senjata antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas kembali menemui jalan buntu, setelah para perunding gagal mencapai kesepakatan mengenai sejauh mana pasukan militer Israel akan ditarik dari Jalur Gaza. Hal ini diungkapkan oleh sumber-sumber diplomatik Israel dan Palestina yang terlibat dalam pembicaraan tidak langsung di Doha, Qatar.

Mengutip laporan Reuters dan AFP, Minggu, 13 Juli 2025, perundingan yang didukung Amerika Serikat ini berfokus pada usulan gencatan senjata selama 60 hari, pembebasan sisa sandera yang masih ditahan Hamas, serta penarikan pasukan Israel secara bertahap dari wilayah Gaza. Namun, perbedaan tajam terkait kendali wilayah dan tahapan penarikan menjadi kendala utama.

Seorang sumber Palestina yang dekat dengan proses negosiasi menyebut bahwa proposal Israel untuk tetap mempertahankan kehadiran militer di sejumlah wilayah Gaza telah memperlambat kesepakatan.

Dalam peta yang ditolak Hamas, sekitar 40 persen wilayah Gaza—termasuk seluruh kota Rafah di selatan dan sebagian besar wilayah utara dan timur—masih berada di bawah kontrol militer Israel.

“Hamas menuntut penarikan penuh ke posisi sebelum ofensif militer Israel pada Maret lalu,” ungkap sumber tersebut.

“Tanpa jaminan penghentian perang secara total, pembicaraan tidak akan bergerak,” sambung dia.

Sementara itu, seorang pejabat Israel menyalahkan kebuntuan pada sikap Hamas yang dinilai "keras kepala.” Ia menyatakan bahwa Israel telah bersedia untuk menyusun kesepakatan bertahap, namun Hamas menolak berkompromi. “Pembicaraan tidak berkembang karena Hamas tetap pada posisi awal,” kata pejabat tersebut.

Menurut laporan, mediator internasional kini menunda sementara pembicaraan hingga utusan khusus Amerika Serikat tiba di Doha dalam beberapa hari ke depan untuk mencoba memecah kebuntuan.

Hamas tetap pada posisi bahwa pembebasan sisa sandera—yang kini tersisa sekitar 49 orang, dengan hanya sekitar 20 yang diyakini masih hidup—hanya akan dilakukan jika terdapat kesepakatan yang mengikat untuk menghentikan perang sepenuhnya.

Di sisi lain, Israel menyatakan bahwa mereka hanya akan menyetujui gencatan senjata total setelah semua sandera dibebaskan dan Hamas dibubarkan secara militer dan politik.

Konflik di Gaza bermula dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 251 sandera.

Sejak saat itu, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, serta memaksa lebih dari dua juta penduduk meninggalkan tempat tinggal mereka.

Baca juga:  Tuduh Israel Cuma Ulur Waktu, Pejabat Palestina Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Mandek

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)