Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
New York: Indikator utama kesehatan ekonomi di AS telah tenggelam ke wilayah negatif sehingga mendorong lemahnya pertumbuhan Wall Street. Tingkat kredit perbankan kini telah turun selama tiga kuartal berturut-turut. Hal ini merupakan kontraksi berkelanjutan pertama sejak 2010.
Ini merupakan penurunan kedua dalam lebih dari setengah abad. Penurunan terakhir terjadi pada masa resesi hebat yang disebabkan oleh krisis keuangan global pada 2008 hingga 2009.
Kemerosotan yang berkepanjangan dalam pinjaman bank terjadi ketika banyak pakar Wall Street terus memproyeksikan prospek perekonomian yang pesimistis, meskipun terdapat tren yang sangat optimis pada 2023.
Investor terkemuka Jeffrey Gundlach melihat peluang resesi sebesar 75 persen pada tahun ini,. Sementara itu miliarder ekuitas Henry Kravis telah memperingatkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Ekonom David Rosenberg dan Steve Hanke juga memperkirakan penurunan tajam. Sementara pakar pasar Gary Shilling memperkirakan resesi di AS mungkin sedang berlangsung.
"Kredit bank mengalami kontraksi hanya untuk kedua kalinya dalam 50 tahun,” kata Kepala Aset Likuid di Perusahaan Asuransi Jerman Continentale Versicherungsverbund Tilo Marotz, dilansir
Business Insider, Senin, 22 Januari 2024.
Kontraksi kredit berarti perusahaan meminjam lebih sedikit, dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi sehingga lebih mahal untuk mengambil pinjaman. Ketika semakin sulit untuk mengumpulkan utang, dunia usaha cenderung tidak melanjutkan proyek belanja, yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Antara Maret 2022 dan Juli 2023, The Fed menaikkan suku bunga dari mendekati nol menjadi sekitar 5,5 persen dalam upaya untuk menekan melonjaknya harga konsumen.
Penurunan suku bunga
Bank sentral telah memberi isyarat bahwa mereka akan mulai melonggarkan kebijakan moneter setelah yakin bahwa inflasi akan turun sesuai dengan target dua persen. Namun sampai saat itu akan lebih sulit bagi dunia usaha untuk mengakses kredit.
Perekonomian AS menentang prediksi suram para peramal dengan menghindari resesi tahun lalu, dengan belanja konsumen yang kuat membantu mendorong pertumbuhan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Fed Philadelphia, Produk Domestik Bruto (PDB) AS meningkat lebih baik dari perkiraan sebesar 4,9 persen pada kuartal ketiga meskipun diperkirakan akan melambat menjadi hanya 1,3 persen selama tiga bulan terakhir 2023.