ilustrasi bitcoin. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 27 December 2023 17:12
Jakarta: Industri kripto diramal akan bullish di 2024 secara global, khususnya Indonesia. Terdapat beberapa faktor yang mendukung penguatan pasar kripto tersebut.
CEO Tokocrypto Yudhono Rawis menyebutkan, faktor pertama adalah potensi semakin meningkatnya adopsi kripto dilakukan oleh institusi keuangan tradisional, yang pada dasarnya dipengaruhi oleh upaya pengajuan ETF kripto oleh manajemen aset besar di Amerika Serikat. Hal ini diharapkan juga akan berdampak pada pasar kripto di Indonesia.
"Apabila ETF Bitcoin spot akan disetujui diperkirakan kapitalisasi pasar bitcoin bisa menyentuh USD1 triliun. Hal tersebut pada akhirnya dapat mendorong harga BTC ke atas USD50 ribu (Rp770 juta), atau bahkan melebihi angka tertingginya sepanjang masa di angka USD68 ribu (Rp1 miliar) pada November 2021 lalu," ucap Yudho dalam analisisnya, Rabu, 27 Desember 2023.
Di sisi lain, dari kondisi makroekonomi, potensi penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed di tahun depan juga diprediksi akan membuat pasar kripto meraih sentimen positif. Jika suku bunga AS turun, umumnya investor akan lebih berani beralih ke kripto, karena dianggap mampu menawarkan peluang keuntungan lebih tinggi dari aset konvensional.
Baca juga: Antusiasme Aset Kripto Meningkat, Ini Prospeknya di 2024
Bitcoin halving
Faktor lainnya adalah bitcoin
halving atau pengurangan setengah imbalan para
miner atau penambang BTC diperkirakan akan terjadi pada 2024. Peristiwa ini secara tidak langsung juga berdampak pada jumlah bitcoin yang beredar.
Adapun siklus kenaikan harga BTC umumnya berkisar pada peristiwa bitcoin
halving, yang umumnya akan mengalami kenaikan pesat satu tahun setelah
halving, tentu diprediksi puncak kenaikan harga BTC atau
all-time high terjadi pada 2025.
"Kami melihat kondisi makroekonomi dan peristiwa bitcoin
halving akan menjadi katalis yang kuat bagi tren
bullish pasar kripto di 2024. Penurunan suku bunga The Fed akan membuat investor lebih berani beralih ke kripto, karena dianggap sebagai aset yang lebih menguntungkan," jelas dia.
Sementara itu, lanjut dia, bitcoin
halving akan mengurangi pasokan BTC, sehingga dapat mendorong kenaikan harga bitcoin.
Yudho menambahkan, faktor selanjutnya meliputi regulasi. Menurutnya, regulasi dalam pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto akan menentukan tren pasar ke depan.
Baca juga: Marak Investasi Bodong, Broker Kripto Bakal Lebih Transparan
Faktor dari Indonesia
Di Indonesia, lanjut Yudho sedang memasuki masa transisi peralihan pengawasan dan pengaturan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pelaku usaha di industri kripto Tanah Air, kini sedang menunggu rancangan Peraturan OJK (POJK) sebagai regulasi teknis dari pelaksanaan pengawasan kripto dan turunan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Menurutnya, regulasi kripto oleh OJK dapat membuka kesempatan bagi berkembangnya industri aset digital secara lebih luas. Ini termasuk potensi kerja sama antara institusi keuangan, seperti perbankan dan pedagang aset kripto, serta integrasi edukasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada publik mengenai risiko dan peluang di pasar kripto secara lebih masif.
"Ketika industri kripto berada di bawah pengawasan OJK, legitimasi sektor ini di Indonesia diharapkan meningkat secara signifikan," sebut dia.