Jelang Akhir Pekan, Rupiah Dibuka Menguat 0,11%

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Jelang Akhir Pekan, Rupiah Dibuka Menguat 0,11%

Husen Miftahudin • 31 May 2024 10:14

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan, setelah berhari-hari terus ditekuk dolar Amerika Serikat (AS).
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 31 Mei 2024, rupiah hingga pukul 09.48 WIB berada di level Rp16.247 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 18 poin atau setara 0,11 persen dari Rp16.266 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback akibat serangkaian sinyal hawkish dari Federal Reserve, karena para pejabat memperingatkan mereka memerlukan lebih banyak keyakinan inflasi sedang mereda. Beberapa pejabat juga menandai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, jika inflasi tetap stabil.
 
"Revisi data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama akan dirilis pada Kamis, dan diperkirakan akan menunjukkan ketahanan ekonomi AS yang berkelanjutan. Kekuatan perekonomian memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Namun fokus utama minggu ini adalah data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang tetap stabil hingga April yang akan dirilis Jumat. Beberapa pejabat Fed juga akan menyampaikan pidatonya dalam beberapa hari mendatang.
 
Selain itu, tensi geopolitik di Timur Tengah terus meningkat pascapasukan Israel menguasai zona penyangga di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Dengan demikian, Israel memiliki otoritas efektif atas seluruh perbatasan darat wilayah Palestina.
 
"Israel juga terus melakukan serangan mematikan di Rafah, meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengakhirinya. Rafah merupakan tempat setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza sebelumnya mengungsi," tutur Ibrahim.
 

Baca juga: Dolar AS Stabil Setelah Sempat Melonjak
 

Kenaikan utang pemerintah direspons negatif

 
Ibrahim mengungkapkan, para pelaku pasar keuangan merespons negatif terhadap posisi utang pemerintah pada April 2024 yang mencapai Rp8.338,43 triliun atau setara dengan 38,64 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
 
Posisi utang tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8.262,10 triliun atau setara dengan 38,79 persen dari PDB.
 
Berdasarkan Buku APBN Kita Edisi Mei 2024, dijelaskan mayoritas utang pemerintah berasal dari dalam negeri dengan proporsi 71,18 persen, sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang yang mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap.
 
Berdasarkan instrumennya, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 87,94 persen. Jika dirincikan, per akhir April 2024, lembaga keuangan memegang sekitar 43,3 persen kepemilikan SBN domestik, terdiri dari perbankan 24,5 persen dan perusahaan asuransi dan dana pensiun sebesar 18,8 persen. 
 
Lebih lanjut, kepemilikan SBN domestik oleh Bank Indonesia sekitar 21,3 persen yang antara lain digunakan sebagai instrumen pengelolaan moneter. Sementara itu, asing tercatat hanya memiliki SBN domestik sekitar 13,8 persen termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing.
 
Oleh karena itu, pemerintah menyatakan tetap konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal. Sedangkan rasio utang pemerintah hingga April 2024 yang mencapai 38,64 persen masih terjaga di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.250 per USD hingga Rp16.330 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)