Judi Online ilustrasi. Foto: Dok UMM
Siti Yona Hukmana • 7 July 2024 21:05
Jakarta: Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah merespons temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menyebut pemain judi online didominasi masyarakat berpenghasilan rendah. Trubus menduga mereka penerima bantuan sosial (bansos).
"Ini kebanyakan orang miskin nih saya menduga mereka itu penerima bansos. Penerima bansos itu selama ini kan ditransfer kepada kepala rumah tangga. Kepala rumah tangga ini diduga diselewengkan sebagian untuk main judi online," kata Trubus kepada Medcom.id, Minggu, 7 Juli 2024.
Trubus mengatakan pemerintah tidak mengecek sampai ke pengguna bansos tersebut. Alhasil, tidak ada evaluasi. Penerima bansos yang diduga menjadikannya untuk bermain judi online terus-terusan mendapatkan bantuan.
"Ini bagian dari sebenarnya ada unsur kelemahan pemerintah ya dalam hal menaikkan kelas orang miskin ini," ujar Trubus.
Selain itu, Trubus mengatakan pengentasan kemiskinan oleh pemerintah hari ke hari semakin sulit terwujud. Sebab, kata dia, pemerintah gagal menciptakan lapangan pekerjaan.
"Ini kan masalah minimnya lapangan pekerjaan. Harusnya kalau 80 persen ini mengindikasikan, mereka harus dicarikan solusi pekerjaannya industri padat karya," ucap Trubus.
Menurutnya, pekerjaan padat karya itu seperti menampung bak air untuk pengairan pertanian, perkebunan yang didanai oleh pemerintah menjelang masuk musim kemarau. Dia menekankan menyejahterakan masyarakat miskin tak melulu harus memberikan bansos, melainkan diarahkan untuk berdaya.
"Saya yakin mereka orang miskin juga enggak mau nerima bansos terus. Tapi bagaimana kita menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka. Jadi sifatnya itu yang padat karya, jangan yang padat modal. Kalau kita kan ngejar-ngejar investor ujung-ujungnyanya cuma Rp30 miliar hanya untuk tiga orang karyawannya, ini kan enggak guna untuk kita," ungkapnya.
Baca:
Pengentasan Kemiskinan Lewat Bansos Bukan Kebanggaan, Pengamat: Pemerintah 'Salah Jalan'! |