Sidang Majelis Umum PBB Ditutup Seruan Gencatan Senjata di Timur Tengah

Sidang Majelis Umum berlangsung di markas besar PBB di New York, AS. (EPA-EFE)

Sidang Majelis Umum PBB Ditutup Seruan Gencatan Senjata di Timur Tengah

Willy Haryono • 1 October 2024 08:31

New York: Debat Umum sesi ke-79 Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi ditutup di New York, Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin, dengan Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang menyerukan Israel, Hamas, dan Hizbullah untuk segera menyepakati gencatan senjata.

Dalam pernyataan penutupnya, Yang mengatakan dunia telah menyaksikan eskalasi kekerasan yang sangat dramatis antara Israel dan Hizbullah di Lebanon dalam beberapa hari terakhir, seraya memperingatkan bahwa eskalasi berisiko menyebabkan perang di seluruh wilayah Timur Tengah.

"Saat kita berbicara, perdamaian di Timur Tengah tergantung pada dana yang terbatas! Ada ketegangan dan ketidakpastian yang meluas di wilayah tersebut," kata Yang.

"Dunia tidak boleh membiarkan perang habis-habisan terjadi di wilayah yang tidak stabil ini," tegasnya, melansir dari Xinhua, Selasa, 1 Oktober 2024.

Yang meminta semua pihak yang memiliki pengaruh untuk menuntut gencatan senjata dan dialog segera, dan mendesak semua negara yang memasok senjata ke Timteng untuk menghentikan tindakan tersebut dan "memberi kesempatan bagi perdamaian."

Menekankan bahwa negosiasi dan solusi diplomatik harus didahulukan daripada kekerasan brutal, Yang mengatakan Piagam PBB menginstruksikan agar negara-negara anggota menyelesaikan perselisihan secara damai, agar tidak membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.

Selama hari terakhir Sidang Majelis Umum PBB, banyak pembicara mengecam tindakan militer Israel di Gaza dan Lebanon, dan menyerukan penghentian permusuhan segera.

Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Suriah Bassam al-Sabbagh mengutuk agresi Israel terhadap rakyat Palestina, menekankan "perlunya meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan perang yang dilakukannya."

Valdrack Ludwing Jaentschke Whitaker, Menlu Nikaragua, memperingatkan bahwa dunia tidak sedang dalam perjalanan menuju perdamaian.

"Kami mengecam dan mengutuk genosida yang telah dilakukan, sedang dilakukan, dan terus dilakukan oleh pemerintah Israel dan sekutu 'Dunia Pertama'-nya" terhadap rakyat Palestina dan rakyat Lebanon,” sebut Whitaker.

Sebanyak 193 pemimpin menyampaikan pidato selama Debat Umum yang dimulai pada 24 September, termasuk 71 kepala negara, 42 kepala pemerintahan, 6 wakil presiden dan putra mahkota, dan 8 wakil perdana menteri.

Baca juga:  Pasukan Darat Israel Beroperasi di Lebanon, Targetkan Infrastruktur Hizbullah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)