Pertumbuhan Ekonomi 2024 Masih Akan Melambat

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Foto: Dokumen Kementerian Luar Negeri

Pertumbuhan Ekonomi 2024 Masih Akan Melambat

Fetry Wuryasti • 20 February 2024 13:58

Jakarta: Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi masih akan melambat tahun ini. Meskipun, pada awal tahun optimisme pasar telah terbentuk dengan adanya kebijakan yang telah menurunkan ketidakpastian.  

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan perekonomian global diperkirakan terhindar dari resesi. Namun berbagai down side risk masih mewarnai pertumbuhan ekonomi, terutama biaya pinjaman, beban utang, lemahnya permintaan, serta divergensi pemulihan di negara-negara besar di dunia.

Selain itu berbagai faktor risiko geopolitik serta potensi perubahan konstelasi kebijakan politik dari berbagai pemilu di negara-negara besar yang lain menjadi unknown variabel yang perlu dicermati.

"Akibatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lambat di tahun ini," kata Mahendra, dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilansir Media Indonesia, Selasa, 20 Februari 2024.
 

Baca juga: 

Sri Mulyani Bersyukur Ekonomi Indonesia Masih Kuat di Tengah Ekonomi Global yang Melambat

Kinerja pasar keuangan

Dari aspek intermediasi, kredit dan piutang pembiayaan tumbuh double digit dengan risiko kredit relatif terkendali. Kredit 2023 tercatat tumbuh 10,38 persen, tapi melambat dibandingkan periode 2022 yang tumbuh 11,35 persen. 

Sementara piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 13,23 persen, sedikit turun dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar 14,18 persen.

Penghimpunan dana di pasar modal berhasil melampaui target Rp200 triliun, yaitu Rp255,33 triliun, turun tupis dibandingkan 2022 yang sebesar Rp267,74 triliun. 

Tapi, pasar modal juga menghimpun jumlah emiten baru mencetak rekor tertinggi dibandingkan dengan negara-negara kawasan.

"Minat berinvestasi di pasar modal terus tumbuh dengan jumlah investor tumbuh lima kali lipat dalam empat tahun terkahir," kata Mahendra. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)