Korea Selatan. Foto: Unsplash.
Seoul: Mantan Wakil Gubernur Bank Sentral Korsel (BOK) Lee Seung-heon mengatakan bank sentral mungkin tidak akan menurunkan suku bunga tahun ini karena perjuangan melawan inflasi masih jauh dari selesai. Sehingga dia menantang konsensus pasar mengenai dua kali penurunan suku bunga di paruh kedua.
"Penurunan suku bunga tidaklah mudah bahkan untuk paruh kedua tahun ini," kata dia, dilansir
Channel News Asia, Senin, 8 April 2024.
Komentarnya menantang prediksi para analis yang telah lama memperkirakan pemotongan 25 basis poin pada kuartal ketiga dan keempat untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,00 persen pada akhir tahun ini dari 3,50 persen saat ini. BOK menaikkan total 300 basis poin sejak pertengahan 2021.
"Ini bukan berarti perekonomian sedang berada dalam penurunan dan kita tidak perlu terburu-buru melakukan pemotongan hanya karena momentum (pertumbuhan) tidak begitu kuat," tegas dia.
Dia menegaskan para pengambil kebijakan harus menunggu setidaknya hingga Juni untuk memberikan sinyal kepada pasar mengenai kemungkinan pemotongan karena harga minyak global yang lebih tinggi mengancam akan menambah tekanan harga secara tajam dan kekuatan konsumsi dalam negeri perlu dikaji lebih lanjut.
Inflasi masih stagnan
Data terbaru menunjukkan inflasi umum masih stagnan. Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 3,1 persen di Maret dari tahun sebelumnya, laju yang sama seperti Februari setelah tiga bulan pelonggaran, memicu pandangan masih terlalu dini bagi BOK untukmempertimbangkan pelonggaran karena masih jauh dari target inflasi BOK sebesar dua persen.
Lee, yang saat ini menjadi profesor di Universitas Soongsil, tidak merinci batas waktu kapan para pejabat dapat mengurangi biaya pinjaman.
"Kita akan melihat kejelasan mengenai arah perekonomian pada Juni, namun menurut saya data ekonomi kemungkinan akan memberikan lebih banyak alasan bagi para pejabat untuk menunda (penurunan suku bunga)," tegas dia.
Gubernur BOK Rhee Chang-yong mengungkapkan salah satu dari tujuh anggota dewan menginginkan peluang penurunan suku bunga tetap terbuka selama tiga bulan ke depan. Hal ini mendorong investor untuk bertaruh pada penurunan suku bunga dalam jangka pendek. Di masa lalu, BOK cenderung menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan setelah adanya perbedaan pendapat.