Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 5 July 2025 17:10
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tengah mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia, setelah menyampaikan rasa frustrasinya atas percakapan telepon terbaru dengan Presiden Vladimir Putin terkait perang di Ukraina.
“Saya sangat tidak senang dengan percakapan saya dengan Presiden Putin. Ia ingin melanjutkan ini sepenuhnya, hanya terus membunuh orang. Ini tidak baik,” ujar Trump kepada wartawan saat berada di pesawat kepresidenan Air Force One pada Jumat, 4 Juli .
Trump, yang sebelumnya dikritik karena dianggap melunak terhadap Moskow sejak kembali menjabat Januari lalu, memberi sinyal bahwa kesabarannya mulai habis.
“Kami sering membahas soal sanksi. Dia pasti paham bahwa sanksi semacam itu mungkin akan datang,” ucap Trump, dikutip dari Kyiv Post, Sabtu, 5 Juli 2025.
Pernyataan Trump muncul di tengah kekhawatiran yang meningkat di Kyiv terkait keterlambatan bantuan militer AS serta serangan Rusia yang makin intensif. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa ia dan Trump menggelar “pembicaraan strategis” untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina.
Zelensky juga menyampaikan kemungkinan kerja sama produksi senjata dengan AS, termasuk pengembangan drone. “Kami berdiskusi secara rinci soal kapasitas industri pertahanan dan produksi bersama. Kami siap untuk proyek langsung dengan Amerika Serikat, terutama dalam hal drone dan teknologi terkait, karena ini sangat penting untuk keamanan,” tulis Zelensky di media sosial.
Ia juga menyebut adanya pembahasan soal pengadaan bersama, yang mengarah pada kemungkinan Jerman membeli sistem pertahanan udara dari AS atas nama Ukraina.
Sehari sebelumnya, Trump telah menghubungi Putin melalui telepon. Usai percakapan, ia menyatakan kecewa karena menilai Putin “tidak berniat menghentikan perang.”
“Saya sangat kecewa dengan pembicaraan saya hari ini dengan Presiden Putin, karena saya tidak merasa ia ada di sana,” kata Trump. “Saya rasa dia tidak ingin menghentikannya, dan itu sangat disayangkan.”
Beberapa jam setelah pembicaraan tersebut, Rusia melancarkan serangan drone dan rudal terbesar sejak invasi penuh dimulai, menghantam ibu kota Kyiv dengan ratusan drone tempur dan puluhan misil.
Trump juga mengungkap bahwa pada Jumat ia berbicara dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz terkait kemungkinan pengiriman sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina. Namun, Trump belum mengonfirmasi apakah keputusan akhir telah diambil. “Merz merasa mereka (Ukraina) harus dilindungi,” ujarnya.
Baca juga: Serangan Terbesar ke Kyiv Pecah usai Trump Bicara dengan Putin