Serangan Terbesar ke Kyiv Pecah usai Trump Bicara dengan Putin

Kebakaran akibat serangan drone Rusia di Ukraina. (Anadolu Agency)

Serangan Terbesar ke Kyiv Pecah usai Trump Bicara dengan Putin

Willy Haryono • 5 July 2025 13:03

Kyiv: Rusia menggempur Kyiv dengan serangan drone terbesar sepanjang perang sejak 2022, menewaskan satu orang, melukai 23 warga, dan merusak bangunan di seluruh ibu kota Ukraina pada Jumat, 4 Juli. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin via sambungan telepon.

Sirene serangan udara, dengungan drone kamikaze, dan dentuman ledakan terdengar sepanjang malam hingga fajar di Kyiv.

Mengutip dari AsiaOne, Sabtu, 5 Juli 2025, Angkatan Udara Ukraina menyatakan bahwa total ada 539 drone dan 11 rudal yang diluncurkan oleh Rusia.

Warga berbondong-bondong berlindung di stasiun metro bawah tanah, sementara asap pekat menyelimuti pusat kota. Kepala administrasi militer Kyiv mengatakan bahwa satu jenazah ditemukan di antara puing-puing salah satu lokasi serangan.

Di depan gedung apartemen tinggi yang rusak akibat drone, warga berdiri menyaksikan proses pembersihan. Beberapa menangis, yang lain hanya terdiam.

“Aku terbangun karena ledakan. Awalnya terdengar dengungan drone Shahed, lalu ledakan mulai terjadi,” kata seorang warga bernama Maria Hilchenko.

“Kemudian orang-orang berteriak di luar. Ledakan dari Shahed terus berulang,” sambungnya, merujuk pada drone Shahed buatan Iran yang kini diproduksi di Rusia.

'Tindakan Sinis yang Disengaja'

Presiden Volodymyr Zelensky menyebut serangan itu sebagai “tindakan besar-besaran dan sinis yang disengaja,” dan mencatat bahwa sirene pertama berbunyi tepat saat berita panggilan antara Trump dan Putin tersebar.

Zelensky kemudian berbicara dengan Trump pada hari yang sama. Keduanya sepakat untuk bekerja sama memperkuat kemampuan pertahanan udara Kyiv. Mereka juga membahas produksi pertahanan bersama, serta pembelian dan investasi bersama. AS diketahui sempat menunda beberapa pengiriman rudal karena kekhawatiran terhadap stok yang menipis.

Pejabat Kyiv mengatakan serangan tersebut merusak sekitar 40 blok apartemen, infrastruktur kereta penumpang, lima sekolah dan taman kanak-kanak, kafe, serta banyak mobil di enam dari sepuluh distrik Kyiv. Pemerintah Polandia melaporkan bahwa bagian konsuler dari kedutaan besarnya di Kyiv juga rusak, meskipun tidak ada staf yang terluka.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menyebut bahwa salah satu drone Shahed yang menyerang Kyiv ditemukan mengandung komponen buatan Tiongkok—penemuan yang terjadi tak lama setelah konsulat Tiongkok di kota Odesa juga rusak ringan akibat serangan terpisah.

“Betapa ironisnya,” tulis Sybiha di X.

Serangan udara Rusia terhadap Kyiv meningkat dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di antaranya serangan paling mematikan sepanjang konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa target mereka adalah pabrik drone, pangkalan udara militer, dan kilang minyak di Kyiv dengan senjata presisi tinggi. Ukraina tidak memberikan rincian mengenai kemungkinan target militer dalam serangan ini.

Baca juga:  Putin Tegaskan kepada Trump Tak Akan “Serahkan” Tujuan di Ukraina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)