Fachri Audhia Hafiez • 12 August 2025 22:54
Jakarta: Wakil Ketua Komisi VI DPR Nurdin Halid meyakini defisit perdagangan dengan Australia selama ini, bisa berbalik surplus. Salah satunya, dipengaruhi nilai ekspor Indonesia ke Australia.
"Optimistis defisit perdagangan dengan Australia yang terjadi selama ini bisa segera berubah menjadi surplus, asalkan seluruh pemangku kepentingan bekerja lebih inovatif dan memperkuat kolaborasi," ujar Nurdin melalui keterangan tertulis, Selasa, 12 Agustus 2025.
Hal itu disampaikan Nurdin saat kunjungan pimpinan Komisi VI DPR RI dan para ketua Kelompok Fraksi VI ke Canberra dan Melbourne, Australia, pada 8–12 Agustus 2025. Kunjungan ini turut melibatkan sejumlah BUMN yang terkait langsung dengan kerja sama bisnis dan perdagangan Indonesia–Australia.
Nurdin menilai dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa membalik defisit perdagangan menjadi surplus. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Australia sebagai hub distribusi komoditas ekspor Indonesia ke kawasan Pasifik.
“Indonesia–Australia adalah dua mitra utama ekonomi di Indo-Pasifik. Australia bisa menjadi pusat logistik dan distribusi produk Indonesia di kawasan ini,” ujar Nurdin.
Optimisme untuk surplus tersebut, lanjut Nurdin, didasari beberapa faktor. Pertama, keunggulan komparatif produk Indonesia untuk ekspor nonmigas ke Australia tumbuh 60,58 persen pada 2024.
"Terutama dari makanan-minuman, produk pertanian, perkebunan, kerajinan, tekstil, rotan, dan dekorasi rumah," ujar Nurdin.
Kedua, kedekatan geografis dan jarak yang lebih dekat dibanding pesaing membuat biaya logistik lebih efisien. Ketiga, manfaat IA-CEPA dapat mengurangi tarif, membuka akses pasar, mempercepat proses bisnis, dan menciptakan lapangan kerja.
Keempat dipengaruhi kekuatan diaspora. Karena sebanyak 135 ribu warga Indonesia di Australia dapat menjadi konsumen sekaligus agen promosi produk dalam negeri.
Kelima potensi UMKM dan keenam terkait hubungan bilateral. "Kedekatan hubungan bilateral-posisi strategis Indonesia di mata Australia penting bagi aspek geoekonomi dan geostrategi kawasan," kata Nurdin.