IDF Beri Perintah Evakuasi Reaktor Nuklir Air Berat Arak Milik Iran

Reaktor nuklir air berat Arak milik Iran. (Wikimedia Commons)

IDF Beri Perintah Evakuasi Reaktor Nuklir Air Berat Arak Milik Iran

Riza Aslam Khaeron • 19 June 2025 10:50

Tel Aviv: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melalui akun X berbahasa Farsi (@IDFFarsi) mendesak seluruh pekerja dan warga yang berada dalam radius dua kilometer dari reaktor air berat Arak dan kota Khondab, Iran tengah, untuk segera meninggalkan lokasi. Peringatan daring itu disertai citra satelit berpenanda lingkaran merah yang menunjukkan area evakuasi.

Gambar: Area Reaktor Nuklir Air Berat Arak yang Diduga akan Diserang Israel. (X/@IDFFarsi)

"Peringatan segera kepada karyawan dan semua orang di area merah peta di dalam kota Arak dan Khandab.," dikutip dari akun X IDF Farsi, 19 Juni 2025.

Dalam utas yang sama, militer Israel menyatakan sedang beroperasi di daerah tersebut.

"Angkatan Bersenjata Israel sedang beraktivitas di wilayah ini," tulis akun tersebut. IDF menegaskan aksi itu menyasar infrastruktur militer Iran di sekitar kompleks nuklir.

Media Israel melaporkan bahwa pemberitahuan itu menandai pertama kalinya IDF mengeluarkan peringatan publik sebelum kemungkinan serangan udara di situs nuklir Iran sejak kampanye militer dimulai pekan lalu.

Arak merupakan kompleks reaktor air berat IR-40 yang, menurut data lembaga non-proliferasi NTI, dirancang pada 1990-an dan mampu menghasilkan plutonium sebagai hasil samping.

Fasilitas itu tengah menjalani redesain pasca JCPOA untuk mencegah produksi bahan bom, namun laporan berkala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyebut inspeksi di sana terbatas.
 

Baca Juga:
Trump Setujui Rencana Serangan ke Iran Tapi Belum Beri Perintah Akhir

Per 14 Mei 2025, IAEA terakhir kali mengunjungi Arak, tetapi kehilangan "kelanjutan informasi" atas stok air berat Iran. Situasi ini memperkuat kekhawatiran bahwa reaktor tersebut dapat kembali dioperasikan untuk tujuan militer jika tidak diawasi ketat.

Gerak IDF di Arak terjadi di tengah eskalasi regional yang telah memasuki hari ketujuh. Serangan udara Israel sebelumnya menarget instalasi nuklir Natanz dan Isfahan, sementara Iran telah meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone balasan. Hingga kini, 24 orang dilaporkan tewas di Israel dan sedikitnya 224 di Iran.

Belum ada respons resmi dari Organisasi Energi Atom Iran. Namun, televisi pemerintah menyiarkan imbauan agar penduduk “tetap tenang” seraya menyebut sistem pertahanan udara siap menghadapi setiap ancaman.

Pengamat nuklir di Tehran menilai peringatan IDF sebagai taktik psikologis. 

"Israel ingin memaksa Iran menghentikan operasi di Arak tanpa perlu menghancurkan fasilitasnya," ujar seorang analis keamanan, Tehran, 19 Juni 2025.

Sejauh ini, tidak ada laporan evakuasi massal dari Arak maupun Khondab. Jalan utama menuju kompleks sempat dilaporkan padat pada pagi hari, tetapi lalu lintas kembali normal menjelang siang.

Jika serangan benar-benar dilancarkan, Arak berpotensi menjadi titik kritis baru dalam konfrontasi. 

Pekan lalu, IAEA telah memperingatkan semua pihak untuk menahan diri agar tidak menyerang instalasi nuklir aktif, mengingat bahaya lingkungan dan risiko proliferasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)