Kembali Berkandang di Kanjuruhan, Polda Jatim Ingatkan Aremania Tragedi Kelam Tak Terulang

Malang: Kapolda Jawa Timur, Irjen Nanang Avianto menggelar pertemuan dengan perwakilan Aremania (suporter Arema FC) di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Selasa 6 Mei 2025. Audiensi ini bertujuan untuk membangun sinergi menjelang kembalinya pertandingan Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

Dalam pertemuan bertajuk 'Mewujudkan Kabupaten Malang Makmur', Kapolda Nanang menekankan pentingnya kolaborasi antara kepolisian, pemerintah daerah, suporter, dan manajemen klub dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah Malang Raya.

“Ini bukan sekadar silaturahmi, tapi ruang terbuka menyerap aspirasi dan komitmen bersama menjaga situasi yang aman dan damai di Malang,” kata Nanang dalam sambutannya.

Kapolda juga menyinggung Tragedi Kanjuruhan sebagai momen refleksi bagi seluruh pihak. Peristiwa yang menewaskan 135 orang itu diakuinya merupakan luka bersama. 
"Jangan sampai terulang. Mari jadikan ini titik balik untuk bangkit, membangun kembali atmosfer sepak bola yang sehat dan beradab,” tegasnya.

Menurutnya, keberhasilan pengamanan laga Arema FC di Stadion Kanjuruhan akan menjadi tolok ukur citra Malang di tingkat nasional. Ia berharap Aremania dan Aremanita dapat menjadi pelopor dalam mewujudkan suporter yang dewasa dan sportif. 
 

Baca: 2.000 Personel Kawal Laga Perdana Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang

“Saya percaya, kalau ini dijaga bersama, Arema dan Aremania bisa jadi contoh nasional. Tinggalkan ego, jaga nama baik Malang,” tambahnya.

General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, menyampaikan apresiasi atas dukungan Polda Jatim terkait pengamanan pertandingan. Ia berharap sinergi dengan kepolisian terus terjalin. 

"Arema FC berkomitmen mendukung terciptanya suasana yang aman dan nyaman di setiap laga,” ujarnya.

Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo PS, menyatakan bahwa audiensi ini merupakan bagian dari strategi penguatan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) menjelang laga kandang Arema FC di Kanjuruhan. 

“Ini adalah bentuk pendekatan humanis dalam membangun komunikasi yang produktif antara kepolisian dengan elemen suporter,” ujar Danang.