Rumah sakit sipil terakhir di El-Fasher. (Mohieldin Mokhtar/BBC)
Riza Aslam Khaeron • 30 October 2025 17:24
El-Fasher: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada Rabu, 29 Oktober 2025 bahwa mereka terkejut dan prihatin atas laporan pembunuhan terhadap 460 orang di Rumah Sakit Saudi di El-Fashir, Sudan.
Insiden mengerikan ini terjadi hanya beberapa hari setelah kota tersebut jatuh ke tangan milisi Rapid Support Forces (RSF), yang terlibat dalam konflik berkepanjangan dengan militer Sudan.
Melansir WHO, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut pembunuhan massal itu sebagai kejahatan kemanusiaan.
"Semua serangan terhadap layanan kesehatan harus dihentikan segera dan tanpa syarat. Pasien, tenaga medis, dan fasilitas kesehatan harus dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional. Gencatan senjata sekarang juga!" ujar Tedros.
Menurut laporan sebelumnya, WHO telah memverifikasi 285 serangan terhadap fasilitas kesehatan sejak pecahnya perang pada April 2023. Serangan tersebut menyebabkan 1.204 orang tewas dan lebih dari 400 lainnya luka-luka. Namun, pembunuhan 460 orang di rumah sakit El-Fashir menjadi tragedi tunggal paling mematikan sejauh ini.
Melansir BBC, Jaringan Dokter Sudan mengatkan bahwa milisi RSF "membunuh secara keji semua orang yang mereka temukan di Rumah Sakit Saudi—termasuk pasien, pendamping, dan siapa pun yang berada di dalamnya."
Kelompok ini juga menuduh RSF menculik enam tenaga medis dan menuntut tebusan lebih dari 150.000 dolar untuk pembebasan mereka.
| Baca Juga: Dugaan Keterlibatan UEA dalam Perang Sudan, Tuduhan dan Motifnya |