Israel Akan Bebaskan 737 Tahanan di Fase Pertama Gencatan Senjata Gaza

Pejuang Hamas bersiaga di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Israel Akan Bebaskan 737 Tahanan di Fase Pertama Gencatan Senjata Gaza

Willy Haryono • 18 January 2025 17:01

Tel Aviv: Kementerian Kehakiman Israel mengatakan 737 tahanan dan narapidana Palestina akan dibebaskan sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza yang telah Israel serta kelompok pejuang Palestina Hamas.

Dalam sebuah pernyataan di website kementerian dan dikutip Gulf Today, Sabtu, 18 Januari 2025, disebutkan bahwa "pemerintah menyetujui" "pembebasan (dari) 737 tahanan dan narapidana" yang saat ini berada di sejumlah lembaga pemasyarakatan.

Kabinet Israel memberikan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata pada Sabtu dini hari, menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengakhiri hari-hari ketidakpastian tentang apakah gencatan senjata di Gaza akan berlaku akhir pekan ini.

Mereka yang disebutkan oleh kementerian meliputi pria, perempuan, dan anak-anak yang dikatakan tidak akan dibebaskan sebelum Minggu pukul 16.00 waktu setempat (1400 GMT).

Sebelumnya, Kementerian Kehakiman Israel telah menerbitkan daftar 95 tahanan Palestina, sebagian besar perempuan, yang akan dibebaskan sebagai ganti dari sandera Israel yang masih ditawan Hamas di Gaza.

Di antara mereka yang masuk dalam daftar adalah Zakaria Zubeidi, seorang kepala sayap bersenjata partai Fatah milik presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmud Abbas.

Zubeidi melarikan diri dari penjara Gilboa Israel bersama lima warga Palestina lainnya pada 2021, yang memicu perburuan selama berhari-hari, dan dipuji oleh warga Palestina sebagai pahlawan.

Sosok lain yang juga akan dibebaskan adalah Khalida Jarar, seorang anggota parlemen Palestina berhaluan kiri yang ditangkap dan dipenjarakan Israel di beberapa kesempatan.

Jarar adalah anggota terkemuka Front Populer untuk Pembebasan Palestina, sebuah kelompok yang ditetapkan sebagai "organisasi teroris" oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Ditahan pada akhir Desember di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, pria berusia 60 tahun itu telah ditahan sejak saat itu tanpa dakwaan.

Dua sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada AFP bahwa kelompok sandera pertama yang akan dibebaskan terdiri dari tiga tentara perempuan Israel.

Namun, karena gerakan Islam Palestina menganggap setiap warga Israel yang berusia cukup untuk wajib militer dan telah menyelesaikan tugas wajib militer sebagai tentara, referensi tersebut juga dapat berlaku untuk warga sipil yang diculik selama serangan yang memicu perang di Gaza.

Tiga nama pertama dalam daftar yang diperoleh AFP dari 33 sandera yang akan dibebaskan pada tahap pertama adalah perempuan berusia di bawah 30 tahun yang tidak sedang menjalani tugas militer pada hari serangan Hamas.

Juru bicara Kementerian Kehakiman Israel Noga Katz mengatakan bahwa jumlah akhir tahanan yang akan dibebaskan dalam pertukaran fase pertama akan bergantung pada jumlah sandera yang masih hidup yang dibebaskan Hamas.

Baca juga:  Netanyahu: Trump Janji Dukung Aksi Militer di Gaza Jika Gencatan Senjata Dilanggar

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)