Wanita menjadi korban perang di Gaza. (EPA-EFE/REX)
Riza Aslam Khaeron • 9 May 2025 18:07
                        Tel Aviv: Dokumen internal Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang diperoleh The Times of Israel mengungkap bahwa rencana distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung AS dan Israel hanya akan mencakup sekitar 60 persen penduduk Gaza pada tahap awal.
Memo tersebut menyebut bahwa dari total sekitar dua juta penduduk Gaza, hanya 1,2 juta orang yang akan mendapatkan bantuan pada fase pertama. Bantuan akan disalurkan melalui empat titik distribusi bernama Secure Distribution Sites (SDS) di zona kemanusiaan baru yang didirikan Israel di Gaza selatan, antara Koridor Philadelphi dan Koridor Morag.
"Warga sipil di Gaza saat ini mengalami deprivasi ekstrem," tulis memo GHF, mengutip pada Kamis, 8 Mei 2025. Namun, kapasitas SDS untuk menjangkau dua juta orang masih terbatas, dan belum jelas kapan cakupan akan diperluas.
Setiap SDS dirancang untuk melayani 300.000 orang, tetapi bahkan target awal ini akan memerlukan waktu untuk dicapai. Seorang staf lembaga bantuan internasional yang mengikuti pengarahan mengkritik bahwa rencana ini gagal mencerminkan realitas di lapangan, di mana warga Gaza yang kelaparan kemungkinan besar akan menyerbu pusat distribusi segera setelah dibuka.
GHF menyatakan bantuan akan dikirim dalam kotak berisi 50 porsi makanan sebesar 1.750 kalori, perlengkapan kebersihan, dan pasokan medis. Sekitar 5.000 hingga 6.000 perwakilan warga yang telah diverifikasi akan diizinkan mengambil bantuan dengan berjalan kaki setiap minggu atau dua minggu sekali.
Distribusi bantuan akan dilakukan oleh kontraktor logistik menggunakan kendaraan lapis baja, termasuk perusahaan keamanan asal AS seperti UG Solutions dan Safe Reach Solutions. Tentara Israel tidak akan ditempatkan di lokasi SDS untuk menjaga kesan netral dan sipil.
Meski Israel mengklaim rencana ini mencegah penyalahgunaan oleh Hamas, para pengkritik mengatakan bahwa kegagalan membentuk alternatif politik yang kredibel di Gaza justru membuat Hamas tetap dominan. Selain itu, kuota masuk harian hanya 60 truk bantuan dari satu titik penyeberangan dinilai jauh dari cukup untuk mengatasi kelaparan massal yang mengancam.
 
| Baca Juga: Trump Segera Umumkan Rencana AS-Israel untuk Gaza dalam 24 Jam  |