Jakarta: Sebuah video berjudul "Hari Pertama di Neraka" yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) tengah viral di media sosial. Video tersebut menampilkan visualisasi menyeramkan tentang siksa neraka, lengkap dengan narasi yang menggambarkan suasana hari pertama seorang manusia masuk ke dalamnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespons video tersebut dengan kecaman keras. Ketua MUI Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan, Utang Ranuwijaya mengatakan isi video itu menyesatkan, ia juga minta pelaku diproses hukum karena konten tersebut diduga menodai agama.
Menurut Utang, api neraka atau alam neraka itu adalah sesuatu yang gaib dan tidak bisa digambarkan dengan gambaran yang bersifat duniawi atau kebendaan yang bisa dilihat, didengar, atau dibayangkan oleh hati dan pikiran manusia.
"Isi cerita dalam video itu merupakan upaya pendangkalan akidah Islam, dengan terlalu menyederhanakan gambaran api neraka, sehingga mereka bisa bercandaria ketika berada di neraka. Dari sisi ajaran Islam, ini bisa termasuk kategori perbuatan yang menyesatkan umat dan menodai ajaran agama," kata Utang, yang dikutip Selasa, 10 Juni 2025.
MUI menambahkan bahwa keyakinan terhadap kehidupan akhirat adalah bagian dari rukun iman yang wajib diyakini tanpa harus divisualisasikan secara spekulatif. Menurutnya, teknologi tidak boleh melampaui batas dalam hal-hal yang termasuk domain keimanan dan hal-hal gaib (ghaibiyyat).
Utang menekankan bahwa kemuliaan agama harus dijaga. Dia menegaskan agama tidak boleh menjadi bahan bercandaan. Oleh karena itu ia meminta pembuat konten agar men-
take down videonya dan meminta aparat penegak hukum melakukan penindakan.
"Menodai agama adalah perbuatan yang dilarang, baik menurut ajaran agama itu sendiri maupun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelakunya bisa dikenai UU ITE, UU PNPS No 1 Tahun 1965 dan KUHP pasal 156a. Kepada pihak pembuat video hendaknya segera menarik tayangan itu (men-
take down) dari peredaran," tambahnya.
Utang juga mengimbau umat Islam untuk tidak menonton konten tersebut, karena video AI terkait neraka itu merusak akidah.
"Kehidupan akhirat di neraka, sebagaimana yang tergambar dalam video itu bisa mendegradasi kesakralan dan kedalaman akidah, yakni keimanan kepada yang gaib. Jika ini dibiarkan, secara pelan-pelan akan merusak akidah umat, khususnya generasi muda yang kadar imannya kurang kuat atau bahkan lemah atau sangat lemah," lanjutnya.
Diketahui, setidaknya ada dua unggahan video AI terkait neraka yang beredar di media sosial. Video pertama berdurasi 9 detik dan video kedua berdurasi 41 detik. Video itu diunggah oleh salah satu akun YouTube.