Rusia Lancarkan Serangan Udara Terbesar ke Ukraina Setelah Trump Kecam Putin

Akibat serangan Rusia terhadap Lutsk, Oblast Volyn, Ukraina, pada malam 9 Juli 2025. (Dok. Layanan Darurat Negara Ukraina)

Rusia Lancarkan Serangan Udara Terbesar ke Ukraina Setelah Trump Kecam Putin

Riza Aslam Khaeron • 10 July 2025 15:33

Kyiv: Rusia meluncurkan serangan udara terbesar ke Ukraina sejak invasi dimulai, hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin karena dianggap hanya mengambil langkah "tanpa arti" dalam pembicaraan damai.

Mengutip The New York Times pada 9 Juli 2025, serangan ini mencetak rekor baru dalam jumlah drone dan rudal yang diluncurkan dalam satu malam.

Menurut militer Ukraina, Rusia mengerahkan 728 drone dan decoy pada Rabu dini hari. Jumlah ini melebihi rekor sebelumnya sebanyak 539 unit yang terjadi hanya lima hari sebelumnya. Serangan diarahkan terutama ke wilayah Ukraina tengah dan barat, termasuk kota Lutsk, Zhytomyr, Vinnytsia, Rivne, Ternopil, dan Ivano-Frankivsk.

Di Kyiv, ledakan dan tembakan senjata antipesawat terdengar jelas saat ibu kota kembali menjadi target.

Wali Kota Lutsk melaporkan kebakaran di beberapa gudang dan fasilitas industri, sementara sejumlah warga mengalami luka meskipun belum ada laporan korban jiwa. Otoritas Ukraina tidak mengungkap detail mengenai target militer, tetapi para analis menilai serangan ini bertujuan untuk menghancurkan gudang senjata Barat dan landasan udara yang digunakan Ukraina di dekat perbatasan Polandia.

"Karena Ukraina diserang sangat keras, kita (Amerika Serikat) akan melanjutkan pengiriman senjata," kata Trump pada Senin sebelumnya, setelah sebelumnya sempat menunda bantuan militer dengan alasan evaluasi kesiapan global. Bantuan tersebut, termasuk 30 rudal Patriot, sudah berada di Polandia dan menunggu untuk dikirim melintasi perbatasan.

The New York Times mencatat bahwa serangan Rabu dini hari itu juga mencakup tujuh rudal jelajah dan enam rudal balistik hipersonik Kinzhal. Rudal Kinzhal merupakan salah satu senjata paling strategis yang dimiliki Rusia dan hanya dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara Patriot buatan AS. Ini memperkuat posisi penting Amerika dalam mempertahankan ruang udara Ukraina.
 

Baca Juga:
Frustrasi dengan Putin, Trump Pertimbangkan Beri Lebih Banyak Sanksi untuk Rusia

Meski Ukraina masih bisa memperoleh sejumlah senjata dari Eropa, keberlanjutan pasokan sistem Patriot tetap bergantung pada izin dari pemerintah AS. Sementara itu, Trump belum mengajukan permintaan pembaruan pendanaan ke Kongres untuk mendukung pengiriman bantuan militer lanjutan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun mengusulkan agar negaranya membeli rudal Patriot menggunakan dana dari sekutu-sekutu Eropa. Namun, ekspor senjata seperti itu tetap memerlukan persetujuan dari Presiden Trump, dan hingga kini belum ada indikasi bahwa ia akan menyetujuinya.

Para analis memperingatkan bahwa kapasitas industri pertahanan Rusia yang terus ditingkatkan dapat memungkinkan Moskow meluncurkan lebih dari 1.000 drone dalam satu malam pada musim gugur mendatang. Jika hal ini terjadi, beban sistem pertahanan Ukraina akan semakin berat, terutama jika aliran bantuan dari Barat terganggu.

Serangan besar-besaran ini juga terjadi dalam konteks ketidakpastian arah kebijakan luar negeri AS. Trump kerap berubah posisi dalam merespons konflik Ukraina-Rusia, yang membuat sekutu Eropa dan Ukraina sendiri kesulitan memprediksi dukungan jangka panjang dari Washington.

Sebelumnya, Trump bahkan menyatakan bahwa panggilan telepon terakhirnya dengan Putin tidak membuahkan kemajuan berarti dalam proses perdamaian.

Situasi ini diperburuk dengan latar belakang pengunduran diri sejumlah pejabat tinggi Rusia dan kematian mendadak Menteri Transportasi Rusia, yang ditemukan tewas akibat luka tembak beberapa jam setelah pengumuman dari Kremlin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)