Perekonomian Israel Terhantam

PM Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Associated Press.

Perekonomian Israel Terhantam

Ade Hapsari Lestarini • 9 November 2023 12:46

Jakarta: Mobilisasi besar-besaran, evakuasi massal, dan gangguan yang disebabkan oleh perang Israel di Gaza, Palestina, berdampak pada sektor-sektor penting di negara tersebut.

Lalu, bagaimana dampak ekonomi Israel -yang juga sudah rapuh- akibat perang di Gaza? TRT World merangkum kondisi perekonomian Israel saat ini, seperti dikutip Metrotvnews.com, Kamis, 9 November 2023.

Market

Pasar Israel telah mengalami penurunan mingguan terbesar ke-10 dalam 26 tahun.

Saham

Indeks saham acuan Israel sudah turun sekitar 11 persen.

Mata uang shekel

Mata uang Israel, shekel sudah kehilangan nilai sekitar 5,7 persen. Shekel merosot ke tingkat terendah sejak 2016 (walaupun bank Israel menyuntikkan USD458 miliar untuk menyeimbangkan kembali). Konflik antara Hamas dan Israel membayangi setidaknya USD43 miliar yang disimpan di saham dan obligasi Israel.

Pertumbuhan ekonomi

Bank Sentral Israel telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 dari tiga persen menjadi 2,3 persen.

Industri teknologi

Mesin pertumbuhan ekonomi Israel –yang menyumbang 48 persen ekspor Israel– semakin melemah. Bahkan sebelum perang dan diperkirakan akan sangat terpengaruh setelah sekitar 15 persen para pekerja teknologi Israel dilaporkan dipanggil ke dinas militer.

Kinerja sektor

Seluruh sektor di Israel melemah. Sektor energi, keuangan, dan konsumen menderita kerugian dua digit dalam lima hari kerja. Sementara penutupan gas alam Tamar dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan Israel sebesar USD200 juta per bulan.


Baca juga: Gaza Krisis Pangan Akut
 

Israel jual valas


Bank Sentral Israel sebelumnya menjual valuta asing (valas) senilai USD30 miliar setelah mata uang shekel mendekati level terendah dalam delapan tahun. Demi menjaga stabilitas shekel selama perang Israel dengan Hamas di jalur Gaza, Bank of Israel akan menjual hingga USD30 miliar mata uang asing di pasar terbuka. Ini merupakan penjualan valas pertama kalinya yang dilakukan bank sentral.

Namun demikian, pengumuman dari bank sentral tersebut dengan cepat mengembalikan ketenangan di pasar karena shekel pulih dari penurunan tajam pada awal perdagangan Senin waktu setempat.

"Bank akan beroperasi di pasar pada periode mendatang untuk mengurangi volatilitas nilai tukar shekel dan menyediakan likuiditas yang diperlukan agar pasar tetap berfungsi dengan baik," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera, Kamis, 12 Oktober 2023.

Pihaknya akan menyediakan likuiditas di pasar hingga USD15 miliar melalui mekanisme SWAP, sebuah kontrak derivatif saat satu pihak menukar arus kas atau nilai satu aset dengan aset lainnya.

"Bank Israel akan terus memantau perkembangan, melacak semua pasar, dan bertindak dengan alat yang tersedia jika diperlukan," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)