Ilustrasi tambang. Foto: Dok MI
Yakub Pryatama • 10 June 2024 23:08
Jakarta: Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajukan izin pengelolaan tambang menuai penolakan dari Nahdliyin. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menilai situasi ini terjadi lantaran PBNU kurang mampu menjelaskan dengan baik sisi kemaslahatan pengelolaan tambang terhadap kepentingan umat, khususnya Nahdliyyin.
Zaki menilai pernyataan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf justru menimbilkan citra negatif. Khususnya, soal pernyataan pengajuan izin tambang karena PBNU butuh.
"Terkesan sangat pragmatis. Sebaiknya, ditengah banyaknya penolakan dari kaum. Nahdliyin, Gus Yahya membuka dialog terbuka dengan mereka. Jangan gerak sendiri," ucap Zaki, Senin, 10 Juni 2024.
Ia menilai PBNU juga harus mampu menjelaskan terkait dampak bagi lingkungan. Banyak aktivis muda NU sangat concern dengan ekses tambang batubara yang merusak dan menghancurkan lingkungan.
Hal ini, kata dia, membuat pemuda NU kecewa dengan PBNU yang lebih mengedepankan benefit ekonomi. Seharusnya, Zaki mengatakan pimpinan PBNU menyakinkan warga Nahdliyin bahwa tambang yang akan dikelola bersifat ramah lingkungan.
"Tidak ada salahnya, banyak anak muda NU yang idealis dilibatkan dalam proses pengawasan atau monitoring tambang yang nantinya akan dikelola," tuturnya.
Baca juga: PBNU Siapkan Struktur Bisnis Pengelolaan Tambang |