Dolar AS Bisa Berkinerja Buruk di 2024

Mata uang dolar AS. Foto: Unsplash.

Dolar AS Bisa Berkinerja Buruk di 2024

Arif Wicaksono • 1 January 2024 11:50

New York: Mata uang dolar AS bersiap untuk tahun terburuknya sejak awal pandemi covid-19 karena pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga lagi setelah inflasi terkendali.

Dolar AS menurut Bloomberg turun hampir tiga persen sejak Januari dan merupakan penurunan tahunan paling tajam untuk mata uang AS sejak 2020. Sejalan dengan hal ini, dolar Singapura telah menguat sekitar 1,5 persen terhadap mata uang AS pada 2023.
 

baca juga:

Dolar AS Alami Kerugian Tahunan Pertama Sejak 2020



Sebagian besar penurunan dolar terjadi pada kuartal keempat karena meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakannya secara tajam pada 2024 seiring dengan perlambatan ekonomi AS.

Hal ini mengurangi daya tarik dollar karena bank sentral lain mungkin akan mempertahankan suku bunganya lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Pedagang swap kini memperhitungkan penurunan suku bunga Fed setidaknya 150 basis poin, dengan pemotongan pertama dilakukan pada Maret.

Angka tersebut naik dari kurang dari 100 basis poin pada pertengahan November dan dua kali lipat dari perkiraan para pembuat kebijakan pada pertemuan terakhir mereka. Di antara para pedagang spekulatif, posisi dolar AS menjadi semakin bearish sejak pertemuan The Fed pada Desember.

“Pasar berada pada posisi untuk skenario Goldilocks ini, The Fed akan menurunkan suku bunga secukupnya untuk menstimulasi perekonomian tanpa memicu kembali tekanan inflasi,” kata Ahli Strategi Pendapatan Tetap dan Valuta Asing di SEB AB di Stockholm Amanda Sundstrom dikutip dari The Business Times, Senin, 1 Januari 2024.

Sundstrom menambahkan pelemahan dolar kemungkinan akan bertahan pada 2024 seiring melemahnya data AS. Namun, penurunan tajam dolar akhir-akhir ini menunjukkan ruang untuk rebound sementara. Kekuatan relatif Indeks Bloomberg Dollar Spot selama 14 hari baru-baru ini turun di bawah 30, sebuah sinyal bagi sebagian orang bahwa greenback kini oversold dan bersiap untuk pembalikan.

Pada 28 Desember, ukuran dolar AS menurut Bloomberg naik tipis untuk sesi pertama dalam lima sesi karena obligasi global mengurangi kenaikannya baru-baru ini. Yen dan franc tetap menguat terhadap dolar, menguat lebih dari satu persen intraday terhadap greenback dalam perdagangan akhir tahun yang tipis.

Mata uang lain menguat

Penurunan dolar AS berbeda dengan pound, yang diperkirakan mengalami tahun terbaiknya sejak 2017. Mata uang franc juga akan berada pada laju kinerja tahunan terkuatnya sejak 2010.

Pound telah menguat lebih dari 5 persen terhadap dolar sejauh ini pada 2023, pergerakan terbaik sejak mata uang Inggris tersebut terguncang oleh serangkaian pemungutan suara Brexit enam tahun lalu.

Di Swiss, mata uang franc telah naik ke rekor tertinggi, tertimbang perdagangan karena para pedagang semakin melihat Swiss National Bank (SNB) menerapkan kebijakan yang lebih ketat dibandingkan bank sentral lainnya setelah pertemuan SNB yang relatif dovish pada 14 Desember 2023.

"Jika saya harus memilih bank sentral yang paling mungkin melakukan intervensi untuk menekan mata uang mereka tahun depan, maka itu adalah SNB," ujar Ahli Strategi Mata Uang dan Makro di BNY Mellon di London, Geoffrey Yu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)