Ilustrasi. Medcom.id.
Tri Subarkah • 12 August 2024 23:22
Jakarta: Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai ada realitas politik yang memprihatinkan dalam Pilkada 2024. Khususnya, seputar dinamika pencalonan kepala daerah.
Lili menyebut pilkada secara langsung yang dimulai pada 2005 lalu seperti tak lagi sepenuhnya terbuka. Sebab, dalam praktiknya, tetap direkayasa sedemikian rupa.
"Rakyat pemilik kedaulatan hanya menjadi penonton, tidak bisa berbuat apa-apa," ucap Lili kepada Media Indonesia, Senin, 12 Agustus 2024.
Lili pun menilai apa yang disampaikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merupakan suara keprihatinan publik terhadap realitas seputar pencalonan kepala daerah pada Pilkada 2024. Dengan analogi kebun binatang, Surya Paloh disebut sedang mengungkap tak ada lagi ruang kebebasan yang luas.
Lili mengatakan pencalonan pada kontestasi pilkada seharusnya dimaknai dengan adanya ruang kebebasan yang luas layaknya hutan sebagaimana yang disebut Surya. Namun, saat ini yang terjadi justru partai politik seperti berburu dalam sebuah kebun binatang.
"Tak ada ruang kebebasan karena sudah dikerangkeng semua," ungkapnya.
Baca juga: Penggugat Syarat Usia Calon Kepala Daerah Singgung Kaesang di Sidang MK |