Polisi Tetapkan 16 Tersangka Bentrok di Adonara Flores

Anggota Direktorat Samapta (Ditsamapta) Polda NTT melaksanakan kegiatan trauma healing di halaman Kantor Desa Bugalima. Dokumentasi/ Media Indonesia

Polisi Tetapkan 16 Tersangka Bentrok di Adonara Flores

Media Indonesia • 25 October 2024 16:25

Flores: Polisi menetapkan 16 tersangka bentrok antara warga Desa Bugalima, Desa Ile Pati, dan Desa Kima Kakak, Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menewaskan dua orang, 51 rumah dibakar, dan 4 orang luka. 

Belasan tersangka tersebut merupakan bagian dari 22 pelaku bentrokan yang sebelumnya ditahan polisi. Di antaranya Kepala Desa Ile Pati dan Kepala Desa Kima Kamak. 

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Aryasandi, mengatakan bentrokan dipicu persoalan lahan antara Desa Ile Pati dan Desa Bugalima yang sudah berlangsung sejak 1976 dan belum ada penyelesaian.

"Sesuai data sekretaris Desa Bugalima secara keseluruhan masyarakat yang menjadi Korban dampak kasus tersebut sebanyak 48 KK dengan jumlah 200 jiwa," kata Aryasandi di Kupang, Jumat, 25 Oktober 2024. 
 

Baca: Polda NTT Salurkan Bantuan Makanan untuk Warga Korban Konflik Antardesa di Adonara
 
Menurutnya sebanyak 120 orang, warga Desa Bugalima telah mengungsi ke desa tetangga,

Para tersangka dijerat dengan pasal 187 ayat 3 subs 187 ayat 2 & ayat 1 jo 55 ayat  ke-1 dan jo 56 KUHP Dan Atau 170 ayat subs 406 Jo 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Sedangkan barang bukti yang disita polisi yakni 11 tombak, 11 parang, 15 busur panah, 23 anak panah, 4 buah pipa, serbuk pipa dan peluru senapan angin. 

"Hingga hari ini, Satuan Reskrim Polres Flotim masih sementara memeriksa 8 orang saksi dari Desa Bugalima sehingga jumlah tersangka bisa bertambah," jelasnya. 

Sementara Anggota Direktorat Samapta (Ditsamapta) Polda NTT melaksanakan kegiatan trauma healing di halaman Kantor Desa Bugalima untuk membantu memulihkan mental warga yang mengalami tekanan akibat konflik.

Aryasandi mengatakan kegiatan ini tidak hanya berfokus pada dukungan fisik, tetapi juga menyediakan ruang aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya.

Para anggota Ditsamapta hadir dengan kehangatan dan empati, menciptakan suasana yang mendukung dan menyembuhkan bagi anak-anak yang terdampak, menjadikan momen tersebut sebagai langkah nyata dalam membantu mereka mengatasi trauma.

"Kegiatan ini bertujuan memberikan dukungan bukan hanya materi, tetapi juga dukungan emosional yang sangat dibutuhkan anak-anak dalam situasi seperti ini. Para anggota Ditsamapta menjadi pendengar yang penuh perhatian dan pembimbing yang lembut, membantu anak-anak merasa terhubung dan didukung dalam proses penyembuhan mereka,” jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)