Panen Raya, Harga Gabah di Indramayu Anjlok

Panen raya di Kabupaten Indramayu. MI

Panen Raya, Harga Gabah di Indramayu Anjlok

Media Indonesia • 23 October 2024 15:22

Indramayu: Panen raya sebabkan harga gabah di Kabupaten Indramayu menurun. Petani pun memilih untuk menyimpan gabah yang dipanen. 

“Sekarang ini lagi ramai (panen). Yang terakhir panen Kecamatan Krangkeng sekitar November baru panen,” tutur Sutatang, ketua KTNA Kecamatan Indramayu, Rabu, 23 Oktober 2024.

Untuk harga gabah hasil panen gadu saat ini menurut Sutatang tidak sebagus awal panen. Harga gabah saat ini hanya Rp 6.500 per kilogram. “Masih sedikit di atas harga pembelian pemerintah,” tutur Sutatang. 

Melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 515 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. yang ditetapkan pada 15 Juli 2024 itu disebutkan, HPP GKP mencapai Rp6.000 per kilogram di tingkat petani dan Rp6.100 per kilogram di tingkat penggilingan. Sedangkan HPP GKG di tingkat penggilingan Rp7.300 per kilogram dan di tingkat gudang bulog Rp7.400 per kilogram.
 

Baca: Banjir Hancurkan 1,1 Juta Ton Beras di Bangladesh

Harga gabah saat ini, lanjut Sutatang jauh lebih rendah dibandingkan harga gabah di awal panen September lalu yang mencapai Rp7 ribu hingga Rp7.500 per kilogram untuk gabah kering pungut (GKP).  Bahkan harga gabah saat ini pun jauh lebih rendah dibandingkan musim gadu tahun lalu yang mencapai Rp 8 ribu per kilogram.

“Padahal biasanya harga gabah di panen gadu dihargai tinggi. Apalagi di beberapa tempat ada yang kekeringan,” tutur Sutatang. 

Rendahnya harga gabah di panen gadu ini menurut Sutatang selain disebabkan panen raya juga karena masyarakat yang masih memiliki beras akibat bantuan pangan yang diberikan oleh pemerintah. “Jadi masyarakat ga beli beras,” tutur Sutatang. Hingga akhirnya tengkulak pun enggan membeli gabah petani atau menghargai dengan rendah. 

Dengan harga gabah yang mencapai Rp6.500 per kilogram diakui Sutatang petani masih untung. “Tapi tipis sekali. Padahal di musim kemarau ini petani harus mengeluarkan biaya tanaam yang tidak sedikit agar tanaman padi tetap hidup,” tutur Sutatang. Selanjutnya untuk menghindari kerugian yang lebih besar, beberapa petanii memilih untuk menyimpan gabah yang dipanen dan baru akan dijual jika mereka butuh. “termasuk dijual nanti untuk memulai musim tanam rendeng,” tutur Sutatang

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)