Lukisan Yos Suprapto Dinilai Tak Melanggar Etika dan Relevan dengan Isu Pangan

Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tomagola. Medcom.id/Vania Liu

Lukisan Yos Suprapto Dinilai Tak Melanggar Etika dan Relevan dengan Isu Pangan

Vania Liu • 22 December 2024 22:14

Jakarta: Lukisan karya seniman, Yos Suprapto, yang menyerupai Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dinilai tidak melanggar etika. Karya seni itu juga dianggap masih relevan dengan isu pangan yang menjadi tema pameran.

"Kalau saya lihat lukisan-lukisan yang ada, yang dibuat Yos Suprapto, itu mengarahnya memang mempersoalkan etika negara yang paling mendasar," kata Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tomagola, dalam diskusi bertajuk Seni Sebagai Medium Kritik Kekuasaan di Jakarta, Minggu, 22 Desember 2024.

Menurut Thamrin, masalah kelemahan pangan saat ini terjadi karena praktik kekuasaan. Dia menilai hal tersebut yang digugat Yos Suprapto.

"Lemahnya komitmen dari pemerintah itu bisa terlihat dari maraknya impor barang-barang dari luar. Impor beras, impor gula, impor macam-macam yang sebenarnya kita punya. Sehingga, kedaulatan untuk ditegakkan tidak ada. Karena tidak ada komitmen politik dari pemerintah," kata Thamrin.
 

Baca Juga: 

Pemberedelan Pameran Yos Suprapto Dinilai Peringatan Kebebasan Berekspresi dalam Kondisi Bahaya


Pameran tunggal seniman, Yos Suprapto, yang dijadwalkan dibuka di Galeri Nasional Indonesia pada 19 Desember 2024, menuai pro dan kontra. Eksibisi tunggalnya bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan terpaksa ditunda.

Dilansir dari berbagai sumber, pada 17 Desember 2024, Yos Suprapto menyebut Suwarno Wisetrotomo sebagai Kurator datang ke Galeri Nasional Indonesia, melihat lukisan yang sudah dipasang. Namun, dia meminta lukisan Yos Suprapto berjudul Konoha 1 dan Konoha 2 diturunkan.

Menurut Yos, Suwarno sebagai kurator sempat melaporkan hal itu kepada Wamen Kebudayaan Giring Ganesha. Lukisan tersebut dinilai mengandung pornografi, dan Yos menutup dua karya itu dengan kain sebagai bentuk sensor.

Namun, pada 19 Desember 2024, sebelum pameran dibuka, Yos dipanggil kembali untuk rapat. Dia diminta menurunkan tiga lukisan lainnya.

Yos merasa heran karena permintaan itu disampaikan beberapa jam sebelum pameran dibuka. Dia tidak setuju dengan permintaan tersebut.

Kondisi tersebut ternyata membuat pameran Yos tidak bisa digelar. Galeri Nasional menunda pembukaan pameran tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)