Pembredelan Pameran Yos Suprapto Disebut Bertentangan dengan Konstitusi

Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari. MI/Rommy Pujianto.

Pembredelan Pameran Yos Suprapto Disebut Bertentangan dengan Konstitusi

Tri Subarkah • 21 December 2024 20:11

Jakarta: Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari, menilai pembredelan pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan di Galeri Nasional, Jakarta, bertentangan dengan konstitusi. Undang-Undang Dasar 1945 menjamin kebebasan dalam menyampaikan pikiran. 

"Bahwa kemerdekaan untuk menyampaikan pikiran itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar, bahkan mengekspresikan apa yang dia harus yakini dalam berbagai media juga dilindungi oleh UUD," kata Feri kepada Media Indonesia, Sabtu, 21 Desember 2024. 

Jika pihak di balik pembredelan tersebut adalah orang yang berkaitan dengan kekuasaan, Feri berpendapat kekuasaan tersebut sudah mendekati represif. Menurut dia, pembredelan pameran lukisan Yos Suprapto adalah gambaran dari ketakutan pihak penguasa.

"Sesungguhnya yang mereka takuti adalah kebenaran yang disampaikan dalam seni itu. Karena dia berbuat salah, maka dia telah ketakutan dengan apa yang dilakukan oleh para seniman," ungkap dia.
 

Baca juga: 

Pandangan Mahfud Soal Batalnya Pameran Tunggal Yos Suprapto


Bagi Feri, derajat intelektualitas dan adab pihak yang membredel pameran lukisan Yos Suprapto sangat rendah. Sebab, mereka tidak dapat memahami bahwa kemerdekaan dalam berkesenian adalah sesuatu yang harus dilindungi.

"Tidak hanya di Undang-Undang Dasar, tapi berlaku universal," sebut dia.

"Kalau kemudian kerendahan intelektual dan adab itu dimiliki oleh para penguasa, maka kezaliman akan segera muncul. Dan satu-satunya pilihan rakyat adalah melakukan perlawanan," ujar dia.

Pameran lukisan Yos Suprapto seharusnya dibuka pada Kamis, 19 Desember 2024. Namun, pintu ruang pameran justru dikunci dan pengunjung yang hadir dilarang melihat pameran.

Menurut Yos Suprapto, kurator yang ditunjuk oleh Galeri Nasional, yakni Suwarno Wisetrotomo meminta lima dari 30 lukisannya untuk diturunkan karena dinilai berkaitan dengan sosok yang sangat populer di masyarakat. Namun, ia menolak permintaan tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)