Ilustrasi. Foto: MI/Atet Dwi Pramadia
Jakarta: Pemerintah dinilai sedang mengalami tekanan fiskal. Itu seiring dengan rencana pemerintah memperluas penerimaan cukai ke tiket konser, deterjen, hingga makanan cepat saji dinilai bisa memperburuk kondisi
ekonomi Indonesia.
"Ini menunjukkan pemerintah mengalami tekanan fiskal, sehingga memburu penerimaan negara kayak berburu di kebun binatang," ujar pengamat ekonomi Yanuar Rizky dinilai Media Indonesia, Kamis, 25 Juli 2024.
Menurutnya, pemerintah bukannya mencari solusi yang bisa membantu perekonomian masyarakat, tetapi justru menimbulkan persoalan ekonomi baru.
Soalnya, di tengah tantangan ekonomi saat ini, ancaman inflasi bisa semakin nyata.
"Hal ini malah bisa menimbulkan kontraksi ekonomi yang lebih luas, yaitu inflasi barang konsumsi yang diakibatkan biaya cukai," ucap dia.
Dia mengatakan, dampak dari perluasan cukai bisa memengaruhi daya beli masyarakat. Pasalnya, harga barang seperti tiket konser, deterjen, makanan cepat saji, dan lainnya juga bisa ikut naik.
Risiko ekonomi itulah yang seharusnya dipertimbangkan pemerintah. Apalagi saat ini nilai tukar rupiah juga melemah yang memengaruhi perdagangan luar negeri Indonesia.
"Di tengah daya beli yang lemah, inflasi akan direspons seperti pinjol dan atau berhenti konsumsi. Jadi risiko perekonomian akan bisa timbul dari penyakit masyarakat pendapatan rendah dan miskin ke utang yang dapat menyulut krisis sosial dan pelemahan sisi konsumsi yang jadi pilar ekonomi," jelas dia.