Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 24 November 2024 17:42
Manila: Dewan Keamanan Filipina akan memverifikasi dugaan ancaman pembunuhan oleh Wakil Presiden Sara Duterte terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr, kata seorang pejabat tinggi pada hari Minggu, 24 November 2024. Ia menggambarkan ancaman dari Duterte terhadap Marcos Jr ini sebagai "masalah keamanan nasional.”
Pengamanan di sekitar Marcos Jr juga diperketat usai munculnya ancaman lisan yang disampaikan langsung oleh wapres.
Duterte, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu pagi, mengaku telah memerintahkan pembunuh bayaran untuk menghabisi Marcos Jr, ibu negara, dan juru bicara DPR Filipina jika dirinya dibunuh seseorang.
Penasihat Keamanan Nasional Filipina Eduardo Ano mengatakan pemerintah menganggap semua ancaman terhadap presiden sebagai hal "serius,” dan berjanji untuk bekerja sama erat dengan penegak hukum serta komunitas intelijen untuk menyelidiki ancaman dan kemungkinan pelakunya.
"Setiap dan semua ancaman terhadap kehidupan presiden harus divalidasi dan dianggap sebagai masalah keamanan nasional," kata Ano dalam sebuah pernyataan yang dikutip Malay Mail.
Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina, mengutip kementerian kehakiman, mengatakan ancaman Duterte sekarang sedang diselidiki dan dapat berujung pada tuntutan pidana.
"Jika bukti-bukti mendukung, ini bisa mengarah pada penuntutan," kata kantor Marcos Jr dalam sebuah pernyataan.
Ancaman Duterte bermula dari perintah anggota parlemen untuk memindahkan kepala stafnya ke penjara karena diduga menghalangi penyelidikan atas dugaan penyalahgunaan dana publik oleh wakil presiden.
Menanggapi ancaman Duterte, komando keamanan presiden Marcos Jr mengaku telah memperketat protokol dalam mengawal pemimpin Filipina itu, dan kepala polisi nasional telah memerintahkan penyelidikan.
Duterte, putri mantan Presiden Rodrigo Duterte, dan Marcos Jr pernah menjadi mitra politik yang memenangkan mandat luar biasa untuk memimpin dua jabatan teratas Filipina pada 2022. Aliansi itu runtuh tahun ini karena perbedaan kebijakan, termasuk seputar politik luar negeri dan perang mematikan Duterte senior terhadap narkoba.
Sekutu kongres Marcos Jr secara terpisah menyelidiki kampanye Rodrigo Duterte yang menyebabkan lebih dari 6.000 orang tewas dalam operasi antinarkoba dan dugaan korupsi atas penggunaan dana publik oleh Sara Duterte selama masa jabatannya sebagai menteri pendidikan.
Keduanya membantah melakukan kesalahan. Duterte mengundurkan diri dari jabatannya di kabinet pada Juni lalu.
Baca juga: 7 Fakta Wapres Filipina Sara Duterte Ancam Bunuh Presiden Marcos dan Ibu Negara