Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Foto: Dokumen Kementerian Perdagangan
Arequipa: Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membidik Indonesia menjadi pusat pabrikan mobil listrik Korea Selatan.
Hal itu disampaikannya dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Korea Selatan Inkyo Cheong di Arequipa, Peru, Sabtu, 18 Mei 2024.
Dia berharap perusahaan-perusahaan kendaraan listrik asal negeri Ginseng itu bisa meningkatkan investasinya di Indonesia. Saat ini Korea memiliki kapasitas ekspor hingga ke Timur Tengah.
"Saya bersama Bapak Presiden Joko Widodo pernah mengunjungi pabrik baterai dan mobil listrik Hyundai di Jawa Barat. Saya menyaksikan kecanggihan teknologi yang dimiliki Korea Selatan dan berharap agar investasi Korea Selatan di sektor otomotif dapat lebih ditingkatkan," kata pria yang hangat disapa Zulhas tersebut seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 20 Mei 2024.
Pemanfaatan perjanjian dagang Indonesia-Korsel
Di samping itu, Zulhas juga mendorong pemanfaatan perjanjian dagang antara Indonesia dan Korea Selatan agar semakin maksimal. Menurutnya, perjanjian dagang yang dimiliki saat ini, yaitu Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan (IK-CEPA), Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh ASEAN-Korea Selatan (AKFTA), dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), telah memberi momentum untuk meningkatkan nilai perdagangan.
"Korea Selatan merupakan mitra dagang penting Indonesia. Kedua negara mempunyai perjanjian dagang seperti IK-CEPA, AKFTA, dan RCEP. Artinya, kedua negara mempunyai segala persyaratan untuk meningkatkan nilai perdagangan dan investasi. Tidak ada hambatan bagi perdagangan kedua negara," ujar dia.
Seperti diketahui, Korea Selatan menempati peringkat kedelapan sebagai negara tujuan ekspor dan peringkat ke-6 sebagai negara asal impor bagi Indonesia.
Pada periode Januari-Maret 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD5,1 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat USD2,7 miliar sedangkan impor Indonesia dari Korea Selatan tercatat USD2,4 miliar sehingga Indonesia surplus USD 0,2 miliar.
Sementara itu, pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai USD20,8 miliar dengan nilai ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar USD10,3 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Korea Selatan tercatat USD10,5 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Korea Selatan diantaranya batu bara, gas petroleum, bijih tembaga, monitor dan proyektor, serta asam lemak.
Sedangkan, impor utama Indonesia dari Korea Selatan diantaranya minyak petroleum, sirkuit terpadu elektronik, mobil dan kendaraan bermotor lainnya, pembakar tungku untuk bahan bakar cair, serta karet sintetis dan faktis yang diperoleh dari minyak.