Sekelompok anak-anak berada di pantai Khan Younis, Jalur Gaza. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 13 October 2024 20:28
New York: Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menegaskan bahwa kehidupan anak-anak di Timur Tengah sedang hancur karena konflik bersenjata yang terus berlanjut.
Konflik yang menjadi sorotan terjadi di Jalur Gaza dan Lebanon, di mana Israel berhadapan dengan kelompok pejuang Palestina Hamas dan kelompok Hizbullah.
"Semua pihak berkewajiban melindungi warga sipil, termasuk anak-anak, pekerja kemanusiaan, dan infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan fasilitas kesehatan," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.
"Para pihak harus mengizinkan akses tanpa batas ke bantuan yang menyelamatkan jiwa. Kewajiban ini diabaikan begitu saja," sambungnya, seperti dikutip dari The Peninsula, Minggu, 13 Oktober 2024.
"Anak-anak tidak memulai perang, dan mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengakhirinya, namun kehidupan mereka hancur karena konflik," tegas Russell.
Ia mengatakan puluhan ribu anak-anak di Timur Tengah telah meninggal dunia akibat konfkik bersenjata. Sementara ribuan lainnya ditawan, mengungsi, menjadi yatim piatu, putus sekolah, “dan menderita trauma akibat kekerasan dan perang," pungkas Russell.
Perang antara Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober 2023, dan belum berakhir hingga saat ini. Perang tersebut meluas ke Lebanon, di mana Israel dan Hizbullah terlibat aksi saling serang hampir setiap hari.
Serangan Israel ke Lebanon turut melukai beberapa personel pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Peristiwa ini memicu kecaman luas dari PBB dan banyak negara.
Baca juga: Berkaca dari Gaza, PBB Tekankan Urgensi Hentikan Konflik di Lebanon