Purbaya Tegaskan Utang Whoosh Dikelola Danantara

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat menjadi pemimpin upacara di HUT Bea Cukai. Foto: dok istimewa.

Purbaya Tegaskan Utang Whoosh Dikelola Danantara

Yurike • 13 October 2025 17:27

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai beban utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh seharusnya dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

"Itu kan Whoosh sudah dikelola Danantara. Danantara sudah mengambil lebih dari 80 persen dividen BUMN. Seharusnya mereka bayar dari situ, malah bagus kalau mereka bisa bayar dari situ. Jadi kalau ke APBN agak lucu, karena untungnya ke dia, susahnya ke kita, seharusnya kalau diambil, ya ambil semua," ujar Purbaya saat ditemui di Terminal Behandle, tempat pemeriksaan fisik terpadu, Graha Sagara, Pelabuhan Tanjung Priok, Senin, 13 Oktober 2025.

Purbaya menilai utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung seharusnya dikelola oleh BPI Danantara itu seharusnya sudah punya kemampuan untuk bisa membayar utang proyek kereta cepat Whoosh.

Selain sidak ke tempat pemeriksaan fisik terpadu di Graha Sagara, pada kesempatan ini Purbaya juga meninjau kantor Bea Cukai Pelabuhan Tanjung Priok untuk memastikan kondisi di lapangan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
 




Ilustrasi kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh. Foto: dok MI.

Proses restrukturisasi utang masih negosiasi dengan Tiongkok


Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani sebelumnya menyampaikan, proses restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh masih terus berlangsung.

Rosan menjelaskan, negosiasi dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah Tiongkok dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC).

"Iya, negosiasi sedang berjalan dengan pihak Tiongkok, baik dengan pemerintah Tiongkok maupun NDRC. Prosesnya masih terus berjalan," ujar dia saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu, 8 Oktober 2025.

Proyek KCJB yang menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu menelan biaya pembangunan sekitar USD7,2 miliar atau sekitar Rp119,6 triliun (kurs Rp16.614 per USD). Dari jumlah tersebut, USD1,2 miliar atau Rp19,9 triliun merupakan pembengkakan biaya (cost overrun).

Rosan menegaskan restrukturisasi yang diupayakan Danantara tidak hanya sekadar perbaikan skema pembayaran utang, melainkan juga reformasi menyeluruh agar tidak menimbulkan masalah serupa di masa depan.

"Kita maunya bukan restrukturisasi yang sifatnya masih berpotensi menimbulkan masalah ke depan. Jadi kita ingin melakukan reformasi secara komprehensif. Begitu restrukturisasi dilakukan, ke depannya tidak akan terjadi lagi hal-hal seperti ini, seperti kemungkinan default dan lainnya," kata dia.

Proyek KCJB digarap oleh KCIC yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Ini dengan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd. Porsi kepemilikan PSBI di KCIC adalah 60 persen, sedangkan Beijing Yawan 40 persen. PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemimpin konsorsium PSBI.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)