Pasukan keamanan Lebanon berada di lokasi terjadinya serangan Israel di Beirut, 23 November 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 24 November 2025 06:51
Tel Aviv: Sebuah serangan udara Israel di Beirut menewaskan komandan senior Hizbullah, Ali Tabatabai, yang menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan antara Israel dan kelompok bersenjata asal Lebanon tersebut.
Serangan yang menargetkan wilayah selatan ibu kota Lebanon itu juga menewaskan empat anggota Hizbullah lainnya serta melukai sejumlah warga sipil. Ini terjadi meski gencatan senjata antar kedua pihak masih berlaku sejak November 2024.
Melansir dar Yeni Safak, Senin, 24 November 2025, militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka melakukan serangan yang menewaskan Tabatabai, yang oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dituduh memimpin “penguatan dan persenjataan” Hizbullah.
Netanyahu mengatakan bahwa ia menyetujui operasi tersebut berdasarkan rekomendasi Menteri Pertahanan Israel Katz dan Kepala Staf Eyal Zamir. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan itu menewaskan total lima orang dan melukai 28 lainnya, menggambarkan besarnya dampak kemanusiaan dari konflik yang terus berlanjut.
Serangan ini menjadi pelanggaran terbaru terhadap kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya membawa stabilitas di kawasan perbatasan Israel–Lebanon. Meski ada kesepakatan tersebut, Israel telah melakukan sejumlah serangan di wilayah selatan Beirut, dengan yang terbaru terjadi pada Juni.
Ketegangan terus meningkat di Lebanon selatan, dengan militer Israel memperbanyak serangan udara hampir setiap hari ke wilayah Lebanon, mengklaim menargetkan anggota dan infrastruktur Hezbollah.
Menurut laporan misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL), Israel telah melakukan lebih dari 10.000 pelanggaran udara dan darat sejak gencatan senjata diberlakukan. Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat sedikitnya 331 kematian dan 945 luka-luka akibat serangan Israel selama periode tersebut.
Tentara Israel seharusnya sudah menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan pada Januari sesuai kesepakatan, namun masih mempertahankan kehadiran di lima pos perbatasan, yang semakin mempersulit situasi keamanan yang rapuh.
Baca juga: Eskalasi Baru, Israel Hantam Lebanon Selatan Mengincar Hizbullah