Penanganan kesehatan warga terdampak erupsi Semeru. Dokumentasi/ Puskesmas Pronojiwo
Daviq Umar Al Faruq • 21 November 2025 13:57
Lumajang: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang memperkuat peran puskesmas di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru sebagai garda terdepan layanan kesehatan masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus gangguan pernapasan akibat paparan abu vulkanik dan gas belerang yang masih menyelimuti sejumlah kawasan, terutama di Kecamatan Pronojiwo.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, meninjau langsung kondisi di lapangan sekaligus memastikan seluruh puskesmas dan tenaga kesehatan berada dalam kondisi siaga penuh. Dalam kunjungannya, Bunda Indah memantau kesiapan fasilitas kesehatan, ketersediaan obat-obatan, hingga kesiapan petugas medis dalam merespons keluhan warga.
“Puskesmas dan tenaga kesehatan harus siaga 24 jam, terutama untuk memantau risiko ISPA dan gangguan pernapasan lainnya akibat paparan abu vulkanik. Keselamatan dan kesehatan warga adalah prioritas utama kami,” kata Bunda Indah saat berada di lokasi terdampak erupsi Semeru, Kamis, 20 November 2025.
Pemkab Lumajang menginstruksikan setiap puskesmas di wilayah terdampak untuk melakukan patroli kesehatan rutin, baik di lokasi pengungsian maupun permukiman warga yang telah kembali ke rumah. Patroli ini bertujuan mendeteksi lebih dini gejala gangguan pernapasan, melakukan pemeriksaan dasar, serta memberikan edukasi pencegahan kepada masyarakat.
Selain itu, ketersediaan alat pelindung diri, masker, obat-obatan, tabung oksigen, serta peralatan medis darurat dipastikan dalam kondisi siap pakai. Sistem rujukan ke
rumah sakit juga diperkuat melalui koordinasi intensif dengan tim SAR, relawan kesehatan, dan fasilitas kesehatan rujukan.
Dalam peninjauannya di Kecamatan Pronojiwo, Bunda Indah juga mengecek langsung validitas data warga terdampak yang menjadi dasar penyaluran bantuan layanan kesehatan. Verifikasi dilakukan terhadap data pengungsi maupun warga yang telah kembali ke rumah masing-masing, agar penanganan tidak salah sasaran.
“Kehadiran di lokasi memungkinkan kami melihat situasi secara langsung, mendengar aspirasi warga, dan memastikan data yang kami gunakan untuk penanganan bencana akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Indah.
Aktivitas Gunung Semeru yang terpantau dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Kamis, 20 November 2025. ANTARA/Hamka Agung
Menurutnya, kewaspadaan tidak hanya berlaku bagi warga yang masih mengungsi. Abu vulkanik dan gas belerang tetap berpotensi terhirup oleh masyarakat yang beraktivitas sehari-hari, sehingga pemantauan kesehatan harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
Selain mendukung layanan medis, puskesmas juga menjadi pusat edukasi kesehatan bagi masyarakat terdampak. Warga diimbau mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, mengurangi paparan debu, serta segera memeriksakan diri jika mengalami batuk, sesak napas, atau iritasi pada mata dan tenggorokan.
“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh fasilitas kesehatan dan memastikan seluruh
tenaga medis siap siaga menghadapi setiap kondisi darurat. Proaktif dan cepat adalah kunci untuk melindungi masyarakat,” ujar Bunda Indah.
Penguatan peran puskesmas ini menegaskan komitmen Pemkab Lumajang dalam memberikan layanan kesehatan yang responsif dan terjangkau, sekaligus sebagai lini terdepan dalam melindungi warga dari dampak lanjutan erupsi Gunung Semeru.