Sekjen PBB Antonio Guterres. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 15 April 2025 21:23
New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan pada hari Senin bahwa ia khawatir senjata dan militan terus mengalir ke Sudan dan memperburuk perang saudara yang akan memasuki tahun ketiga.
Perang yang meletus pada 15 April 2023 telah menewaskan puluhan ribu orang, mendorong sebagian wilayah Sudan ke dalam kelaparan, dan memecah belah negara itu menjadi wilayah yang dikuasai panglima perang.
"Dukungan eksternal dan aliran senjata harus diakhiri," kata Guterres tanpa menyebut nama negara tertentu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sehari sebelum ulang tahun kedua dimulainya perang antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
"Mereka yang memiliki pengaruh terbesar pada pihak-pihak terkait harus menggunakannya untuk memperbaiki kehidupan orang-orang di Sudan, bukan untuk mengabadikan bencana ini," sambung dia, dikutip dari The New Arab, Selasa, 15 April 2025.
Sudan telah menuduh Uni Emirat Arab mendukung pasukan paramiliter dengan pengiriman senjata. Para pejuang dan negara Teluk itu membantah tuduhan tersebut.
Pada awal 2024, para ahli PBB yang ditugaskan mengawasi sanksi terhadap Sudan melaporkan pelanggaran embargo senjata, dengan mengatakan ada rute pasokan yang berjalan dari Abu Dhabi ke Darfur di Sudan barat melalui Chad.
Namun, dalam laporan terakhir mereka awal tahun ini, para ahli mengatakan mereka tidak dapat mengonfirmasi transfer material militer yang sebenarnya di sepanjang rute ini dari Chad ke Darfur.
Mereka mengatakan bahwa senjata telah datang dari Libya, tetapi tidak dapat mengidentifikasi siapa yang mengirimnya.
Para ahli PBB juga mengatakan para militan telah direkrut di negara-negara tetangga seperti Chad, Libya dan Republik Afrika Tengah, untuk kemudian dikirim ke Sudan Selatan.
Mereka menambahkan ada tuduhan yang dapat dipercaya bahwa tentara bayaran Kolombia bertempur dengan pihak paramiliter di Sudan.
"Satu-satunya cara memastikan perlindungan warga sipil adalah dengan mengakhiri konflik yang tidak masuk akal ini," sebut Guterres.
Baca juga: Militer Sudan Kuasai Bank Sentral dalam Perang Melawan RSF