PBB Cari Jaminan Keamanan Konkret untuk Pekerja Kemanusiaan di Gaza

Masyarakat Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di tengah perang Israel-Hamas. (Anadolu Agency)

PBB Cari Jaminan Keamanan Konkret untuk Pekerja Kemanusiaan di Gaza

Willy Haryono • 22 March 2025 09:13

Gaza: Pekerja kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencari jaminan keamanan dari Israel, di saat permusuhan yang meningkat memperparah blokade bantuan yang sangat menghambat upaya kemanusiaan di Jalur Gaza.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pada hari Jumat bahwa PBB mencari jaminan konkret untuk keselamatan staf dan operasi di Gaza setelah tewasnya enam personel PBB dan cederanya beberapa orang lainnya pekan ini, termasuk dalam serangan terhadap kompleks PBB.

"Kami meminta jawaban atas nama mereka yang terus melanjutkan pekerjaan (kemanusiaan),” kata Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan PBB.

OCHA mengatakan penutupan penyeberangan Gaza selama 20 hari untuk pengiriman bantuan berdampak buruk pada masyarakat yang sudah menghadapi kondisi bencana.

"Setiap hari yang berlalu semakin mengikis kemajuan yang dibuat PBB dan mitra kemanusiaan kami selama enam minggu pertama gencatan senjata," kata kantor tersebut, dikutip dari Xinhua, Sabtu, 22 Maret 2025.

"OCHA memperingatkan bahwa operasi kemanusiaan kini sangat terhambat oleh permusuhan. Warga sipil, termasuk pekerja bantuan, dan aset sipil telah diserang,” sambungnya.

Saat serangan terus berlanjut di Jalur Gaza, lanjut OCHA, aliran cedera trauma yang terus berlanjut semakin menekan sistem perawatan kesehatan yang sudah hancur.

Mitra kemanusiaan PBB memperkirakan bahwa lebih dari 120.000 warga Palestina telah mengungsi lagi pekan ini, didorong oleh serangan yang semakin intensif dan perintah evakuasi Israel yang baru di seluruh Gaza, kata OCHA.

"Itu sekitar 6 persen dari populasi yang selamat,” sambungnya.

Operasi Militer Israel di Tepi Barat

Perintah evakuasi baru yang mencakup wilayah di Gaza utara dikeluarkan pada hari Jumat menyusul laporan tembakan roket oleh kelompok bersenjata Palestina.

Di Tepi Barat, OCHA mengatakan survei cepat terhadap hambatan pergerakan di wilayah yang diduduki menunjukkan hampir 850 pos pemeriksaan, gerbang, dan penghalang fisik lainnya, jumlah tertinggi dalam studi apa pun selama dua dekade terakhir.

"Hanya dalam tiga bulan terakhir, puluhan rintangan pergerakan baru telah terbentuk, sebagian besar di antaranya menyusul pengumuman gencatan senjata Gaza pada pertengahan Januari," kata OCHA.

"Gerbang jalan merupakan sepertiga dari semua rintangan, dan sebagian besarnya sering ditutup,” lanjutnya.

Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, mengatakan bahwa hari Jumat menandai 60 hari sejak Israel memulai operasi militer di Kamp Jenin di Tepi Barat.

Ia mengatakan operasi militer berskala besar seperti itu tidak boleh menjadi norma baru di Tepi Barat. Tren meningkatnya kekerasan yang dimulai sebelum 7 Oktober 2023 harus dihentikan.

Baca juga:  Tiongkok Desak Israel Hentikan Penggunaan Kekuatan di Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)