Mengenal George Irvan, Sosok di Balik Suara Latar Khas Metro TV

George Irvan. Foto: Mterotvnews.com/Arga Sumantri

Mengenal George Irvan, Sosok di Balik Suara Latar Khas Metro TV

Arga Sumantri • 12 November 2025 17:27

Jakarta: Pemirsa setia pasti tak asing dengan suara berat kharismatik yang khas di berbagai program Metro TV. Khususnya, voice over atau suara latar yang menarasikan isu di program Editorial Media Indonesia dengan gaya informatif dan sedikit menyentil setiap pagi.

George Irvan, itulah nama pemilik suara nan familiar tersebut. Om George, sapaannya, telah 25 tahun menjadi pengisi suara latar di Metro TV. Kiprah Om George di Metro TV tentu saja bukan sekadar menjadi pengisi suara latar. Banyak cerita suka maupun duka yang dilewati Om George selama menjadi bagian keluarga besar stasiun televisi berita pertama di Tanah Air.

Bertepatan momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Metro TV, Om George berbagi kisah kariernya kepada Metrotvnews.com. Apa saja cerita-cerita serunya? Simak kisahnya berikut ini.

Berguru ke Andi F Noya

Om George bergabung dengan Metro TV sejak 2000. Sebelum di Metro TV, George telah bekerja di stasiun televisi swasta lain. 

Om George masih ingat betul kala melakukan interview untuk menjadi karyawan. Ia diwawancara oleh jurnalis senior Metro TV Andi F Noya (host Kick Andy). George juga sempat berdialog langsung dengan Chairman Media Group Surya Paloh.

"Satu lagi, Agus Diatmika juga wawancara saya. Lalu dapat saya posisi namanya copy editor," kenang George kepada Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu. 

George mengaku tak punya dasar di bidang penulisan. Namun, ia bersyukur mendapat bimbingan langsung dari Andi F Noya. George juga mau belajar keras agar bisa menjadi copy editor yang baik.

Cerita suara khas program berita Metro TV

Suatu ketika, George diminta mengisi suara latar untuk program on air saat masa trial Metro TV. Setelah tayang, suara George menyita perhatian Surya Paloh. George kemudian dipanggil menghadap Surya Paloh dan diuji membacakan editorial harian Media Indonesia.

"Saya baca tu, lalu langsung Pak Surya Paloh menunjuk saya untuk membacakan editorial. Dari tahun 2000 itu sampai sekarang. Suara khas," ungkap George.

Selain mengisi suara latar Editorial Media Indonesia, George lalu dipercaya mengisi suara latar untuk program lain. Beberapa yang dia ingat seperti Melawan Lupa (dulu Metro File) hingga Metro Realitas.

"Banyak sekali dulu kita penyesuaian. Sampai dulu pernah bapak (Surya Paloh) juga pernah bilang, 'kalau bisa suara kau aja seharian'," cerita George sembari tertawa.

"Saya bilang ini (suara) karunia tak ternilai." ungkap Babeh, sapaan George oleh para karyawan senior. George menegaskan menjadi pengisi suara latar bukan tanpa tantangan. Ia tak hanya sekadar membaca, melainkan harus mengetahui konteks tulisannya. Makanya, George kerap melakukan riset sebelum melakukan voice over, khususnya untuk Editorial Media Indonesia. Ia juga mengaku sering berdiskusi dengan para jurnalis di Media Indonesia.

"Kenapa saya lakukan research itu kan seharusnya bukan urusan aku. Tapi saya ingin mendapatkan hasil dari research itu adalah mudah-mudahan sesuai dengan script. Paling tidak saya mendapatkan bayangan tentang apa tema hari itu," beber George.

George mengamini editorial Media Indonesia yang awalnya hanya berupa tulisan punya dampak yang lebih terasa ketika disajikan dalam bentuk audio visual.

Om George juga menjadi salah satu mentor senior bagi para reporter hingga news anchor Metro TV. Ia biasa mengajarkan bagaimana melakukan olah vokal. Hampir seluruh reporter dan presenter kenamaan Metro TV merasakan belajar dengan George.

"Semua yang di sini mostly ya. Itu presenter kita, reporter kita. Dan juga teman-teman yang senior yang sudah enggak di sini. Itu dulu kita sama-sama belajar. Jadi dia bisanya begini, saya arahkan," beber mantan penyiar salah satu radio di Sydney, Australia itu.

George Irvan bersama jurnalis Metro TV Erwin Setiawan. 

Diplomasi golf ala George

Selain pengisi suara latar yang khas, George juga belajar bagaimana menjadi sales dan marketing. Posisi ini rupanya memunculkan bakat George dalam lobi-lobi dan negosiasi.

Singkat cerita, George punya hobi main golf. George mengenal olahraga itu dari koleganya sekaligus politikus NasDem Sugeng Suparwoto. Bahkan, George bercerita kalau Sugeng sangat mendukungnya bisa bermain golf. 

"Saya main golf juga dari Pak Sugeng Suparwoto itu. Saya enggak ada dia, nggak main golf saya," ungkap George.

Golf diakui sangat membantu George menjalankan perannya sebagai Sales dan Marketing Metro TV. Lewat golf, George banyak bertemu dan berbincang dengan pengusaha besar. 

George memanfaatkan kesempatan itu buat 'jualan'. Pertemuan informal itu dirasakan George lebih ampuh meyakinkan para pengusaha untuk beriklan dan menjalin kerja sama dengan Metro TV. Bahkan, Metro TV bisa menggelar turnamen golf selama tiga tahun.

"Nah dari situlah saya merasakan ini tempat adalah tempat saya untuk bekerja yang baik dan benar. Karena kita di sini diberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan benar. Tapi kalau salah, kau tanggung jawab," ujar George.

Harapan di 25 Tahun Metro TV 

Asam garam sudah dirasakan George selama 25 tahun berkarier bersama Metro TV. Ia juga masih ingat betul saat menjadi produser lapangan dan berkeringat bersama tim melakukan produksi berita dari lapangan. 

George berharap Metro TV bisa terus menjadi lebih baik dn bermanfaat bagi masyarakat. Khususnya, pemirsa setia Metro TV.

"Pesan saya yang terakhir. Lakukanlah semua dengan baik dan benar. Jujur, loyal terhadap perusahaan. Kita semua ini sahabat," ungkap George.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)