Contraflow di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. dok/jasa marga
M Rodhi Aulia • 31 March 2025 13:45
Jakarta: Volume kendaraan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek meningkat signifikan pada Hari Raya Idulfitri 1446 H atau Lebaran 2025. Untuk mengurai kepadatan, PT Jasa Marga Transjawa Tol (JTT) bersama pihak kepolisian menerapkan rekayasa lalu lintas berupa contraflow.
Langkah ini diambil untuk memastikan arus lalu lintas tetap lancar, mengingat masih ada lonjakan arus mudik yang diprediksi terjadi pada hari Lebaran. Sebagian besar pemudik diperkirakan melakukan perjalanan setelah melaksanakan salat Id dan kegiatan halalbihalal.
Vice President Corporate Secretary & Legal PT JTT, Ria Marlinda Paallo, mengatakan bahwa pihaknya mendukung kebijakan ini sebagai bagian dari diskresi kepolisian guna mengendalikan kepadatan lalu lintas.
"Terus upayakan kelancaran lalu lintas pada Hari Raya Idul Fitri 1446 H atau tahun 2025, PT Jasa Marga Transjawa Tol (JTT) dukung diskresi kepolisian dengan berlakukan buka tutup contraflow," kata Ria dalam keterangannya, Senin (31/3/2025).
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui mengenai penerapan contraflow di Tol Jakarta-Cikampek:
Contraflow diberlakukan mulai dari Km 55 hingga Km 65 arah Cikampek. Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya volume kendaraan yang melintas di ruas tol tersebut.
Dengan adanya contraflow, sebagian lajur yang biasanya digunakan untuk kendaraan dari arah berlawanan akan dialihkan menjadi jalur tambahan untuk arus mudik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang biasanya terjadi di titik-titik rawan kepadatan, terutama di jalur menuju Cikampek.
"Contraflow Km 55 sampai dengan Km 65 arah Cikampek ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Saat ini lalu lintas kendaraan arah Cikampek pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek terpantau volume kendaraan mulai meningkat," tutur Ria.
Baca juga: Contraflow di Tol Jakarta-Cikampek Dihentikan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya memprediksi bahwa arus mudik masih akan mengalami lonjakan meskipun Lebaran telah tiba. Hal ini disebabkan oleh tradisi masyarakat yang melakukan perjalanan setelah menjalani salat Id dan acara halalbihalal di hari pertama Lebaran.
"Biasanya ini juga akan ada lonjakan pas kegiatan halalbihalal, akan terjadi lonjakan baik di hari H, H+1 ini biasanya masih ada," kata Jenderal Sigit kepada wartawan, Minggu, 30 Maret 2025.
Dengan adanya prediksi ini, kepolisian telah menyiapkan berbagai strategi guna mengantisipasi kepadatan yang terjadi setelah momen Lebaran, termasuk penerapan contraflow dan kebijakan rekayasa lalu lintas lainnya.
Untuk mengurai kepadatan lalu lintas selama arus mudik dan arus balik, Polri telah menyiapkan berbagai skema rekayasa lalu lintas. Selain contraflow, opsi lain seperti sistem one way lokal maupun nasional juga telah dipertimbangkan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Kapolri menekankan pentingnya kesiapsiagaan seluruh jajaran kepolisian dalam menghadapi lonjakan pemudik, terutama saat masyarakat mulai kembali ke kampung halaman setelah merayakan Idul Fitri.
"Oleh karena itu saya minta untuk seluruh jajaran juga tetap waspada dan mempersiapkan berbagai macam alternatif rekayasa, baik mulai dari contraflow, one way lokal maupun one way nasional. Walaupun hari ini kita sudah menetapkan untuk one way kembali ke normal," jelas Jenderal Sigit.
Meskipun sebagian besar pemudik telah melakukan perjalanan sejak beberapa hari sebelum Lebaran, Kapolri mengungkapkan bahwa masih ada sekitar 20 persen masyarakat yang diprediksi akan meninggalkan Jabodetabek dalam periode Lebaran ini.
Angka ini menjadi perhatian khusus bagi pihak kepolisian, mengingat arus mudik yang masih berlangsung dapat berpotensi menimbulkan kepadatan di sejumlah ruas tol. Oleh karena itu, berbagai strategi rekayasa lalu lintas tetap disiagakan guna mengantisipasi lonjakan pemudik yang belum berangkat.